SuaraSulsel.id - Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan mengkhawatirkan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB jalur zonasi di Kota Makassar bakal gaduh. Banyak siswa yang tidak akan lolos ke sekolah negeri.
Benang kusut PPDB tahun-tahun sebelumnya pun akan terulang di tahun ajaran 2023/2024. Penyebabnya, daya tampung sekolah yang juga belum teratasi.
Apalagi jalur zonasi merupakan jalur yang mengutamakan calon siswa baru terdekat dengan sekolah untuk diterima. Namun, kegaduhan sering terjadi di jalur ini.
"Khusus di kota Makassar, kami minta maaf sebelumnya, pasti akan gaduh. Jumlah data peserta lulusan SMP tidak sebanding dengan daya tampung yang tersedia," ujar Tim Teknis PPDB Disdik Sulsel, Muliayama Tanjung, Kamis 16 Mei 2024.
Baca Juga: 4 Jalur PPDB 2024 di Sulawesi Selatan, Jadwal dan Syarat Pendaftaran
Muliayama mengatakan lulusan SMP di Kota Makassar tahun ini ada 15.661 siswa. Sementara, daya tampung yang tersedia hanya 12 ribu untuk SMA/SMK negeri.
Masalah diperparah dengan adanya data siswa yang tiba-tiba pindah ke KK (kartu keluarga) orang lain sebanyak 15.177.
Kata Muliayana, itu dilakukan orang tua calon siswa karena mereka ingin anaknya bersekolah di sekolah tertentu.
"Artinya, hampir semua warga Makassar melakukan perpindahan KK secara tiba-tiba, kurang dari setahun. Ini yang jadi masalah," ucapnya.
Ia menjelaskan, 15 ribu lebih siswa yang melakukan perpindahan KK itu tetap tidak akan diterima pada sekolah yang mereka inginkan. Sebab, pengurusan KK dilakukan kurang dari satu tahun.
Baca Juga: Tidak Ada Calon Perseorangan Daftar ke KPU Makassar
"Bagaimana kalau sudah pindah lama sekali, tapi KK-nya belum diubah, misalnya masih ada di Kalimantan. Jawabannya tetap tidak memenuhi syarat. Dia harus pakai jalur lain, bukan jalur zonasi karena aturan KK ini sudah lama berjalan dan sudah tersave di sistem Dukcapil," jelasnya.
Sejatinya, perubahan data Kartu Keluarga yang berstatus famili lain, kata Muliayana, Disdik Sulsel sudah mengambil langkah untuk memperketatnya. Aturannya adalah data Kartu Keluarga itu harus berusia satu tahun per 2 Mei.
Selain itu, tidak boleh lagi ada perpindahan KK dari calon siswa ke famili lain, sedangkan orang tuanya tidak ikut pindah.
Nama orang tua calon siswa pada KK harus sama dengan nama orang tua di ijazah terakhirnya. Perpindahan KK juga harus dengan persyaratan antara lain, tertimpa bencana alam dan konflik sosial.
Adapun perubahan data pada KK yang membuat usianya di bawah setahun tetap sah jika perubahan datanya bukan pada calon siswa. Misalnya ada anggota keluarga baru (kelahiran saudara), dan kehilangan yang disertai laporan polisi.
"Atau misal terkena bencana tapi harus ada surat pernyataan dari pihak berwenang," sebutnya.
Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan Iqbal Nadjamuddin mengatakan, persoalan zonasi perlu perbaikan data calon siswa dari sekolah asal (SMP). Apalagi sejauh ini masih banyak titik koordinat rumah siswa tidak sesuai dengan aslinya.
Iqbal memaparkan data persebaran siswa di Sulsel banyak yang bertitik koordinat di lautan, hingga ke provinsi lain. Hal tersebut harus diperbaharui oleh SMP calon siswa bersangkutan.
Saat ini, pihaknya melakukan sosialisasi secara masif kepada pihak SMP untuk segera memperbaiki data siswa yang hendak lulus. Menurutnya, anak yang paling dekat tinggal dengan sekolah itulah yang paling berhak bersekolah di sana.
"Karena banyak titik koordinat sekarang belum pernah diupdate oleh SMP. Bahkan ada yang letaknya di provinsi lain. Mungkin pindahan tapi belum diperbaiki. Makanya tetap ada tim validator untuk mengecek (secara faktual) titik koordinat calon siswa," ungkap Iqbal.
Pada PPDB SMA, kuota jalur zonasi minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan perpindahan tugas orang tua/wali dan anak guru atau tenaga kependidikan maksimal 5 persen.
Sedangkan untuk jalur prestasi, tahun ini berpotensi ditiadakan. Jalur ini hanya berlaku apabila ketiga jalur yang terlebih dahulu dibuka sebelumnya masih belum terisi secara penuh.
Pendaftaran bagi Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Berasrama dibuka lebih dahulu mulai 20-22 Mei. Sedangkan untuk jalur zonasi, afirmasi, dan perpindahan bagi Sekolah Menengah Atas dimulai pada 3-4 Juni, secara online.
Iqbal menambahkan Disdik akan menampung dan mendata seluruh calon siswa yang tidak lolos di semua jalur. Untuk selanjutnya bakal dimasukkan ke sekolah yang masih bisa menampung, dengan catatan terdekat dari rumah calon siswa.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Promo Kuliner Khusus Nasabah BRI di Makassar: Dari Kopi Hingga Steak, Diskon Hingga 20%!
-
Gibran Minta Jangan Ada Kriminalisasi Guru, Netizen Soroti Kemampuan Pidatonya
-
Dibela Orang Asli Bugis, Denny Sumargo dan Farhat Abbas Ditantang Naik Ring
-
Tiga Pengusaha Skincare di Makassar Jadi Tersangka, Tapi Identitas Dirahasiakan Polisi
-
Sudah Titip Menteri, Gibran Ingin Siswa SD-SMP Diberi Pelajaran Coding Biar Tak Kalah dari India
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
Terkini
-
Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"
-
Kabar Baik! Wapres Gibran Janji Bahas Kelanjutan Pembangunan Stadion Sudiang
-
Dukung Ekonomi Hijau dan Inklusif, BRI Catat Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun
-
Rocky Gerung Kritik Debat Pilkada Makassar: Monoton dan Panelis Tersiksa
-
Azizah Tolak Menyantap Makanan Bergizi Pemberian Wapres Gibran Rakabuming