SuaraSulsel.id - Seorang Narapidana di rumah tahanan Jeneponto terbukti mengendalikan peredaran narkoba di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Napi tersebut berinisial SAN.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan Liberti Sitinjak mengatakan SAN divonis hukuman 16 tahun pidana penjara karena kasus narkoba. Ia sudah menjalani masa hukuman 2/3, sehingga bisa bebas tahun depan.
"Berdasarkan perhitungan yang ada di kami, dua per tiga pidananya ini akan jatuh pada tanggal 13 Oktober 2024, yang harusnya bebasnya itu pada tahun 2029 nanti," ujarnya kepada media, Selasa, 13 Juni 2023.
SAN diketahui tertangkap di Kabupaten Sidrap pada tahun 2015 lalu. Namun, Napi ini sudah tiga kali pindah UPT (Unit Pelaksana Teknis) karena tidak taat.
Baca Juga: Penampakan Brankas Narkoba di Sekretariat Mahasiswa Kampus UNM
Usai putusan vonis lalu, ia sempat dipindah ke Lapas Bolangi. Kemudian dipindahkan lagi ke Bulukumba dan menjelang bebas ia dipindah ke Jeneponto.
"(Berpindah-pindah) karena perilaku yang bersangkutan tidak taat dengan sistem pemasyarakatan dan tidak tertib. Kita harapkan dia bebas, tapi justru ada hal-hal lain yang dilakukan," ujarnya.
Liberti mengaku SAN sudah diamankan Ditresnarkoba Polda Sulsel untuk proses hukum. Pihak rutan juga menyerahkan barang bukti berupa handphone yang digunakan pelaku berinteraksi dengan orang luar.
Kata Liberti, pihaknya akan melakukan penyelidikan internal terkait kasus tersebut. Sudah ada tim gabungan yang ditugaskan ke Jeneponto untuk memeriksa petugas rutan.
"Saya sudah turunkan satu tim untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tidak akan lama, hasilnya akan dilaporkan ke saya untuk proses selanjutnya," tegasnya.
Baca Juga: Sekretariat Mahasiswa di Kampus UNM Jadi Tempat Pesta Narkoba
Kepada masyarakat dan aparat penegak hukum, Kepala Kanwil berulang kali meminta maaf. Ia mengaku kinerja mereka selama ini tercoreng dengan tingkah satu orang.
Berita Terkait
-
Sosok AKBP Fajar Widyadharma dan Jejak Kejahatannya, Eks Kapolres Ngada Tersangka Kasus Pedofilia dan Narkoba!
-
Eks Kapolres Ngada Ditahan Bareskrim: Kasus Asusila Anak di Bawah Umur Terungkap!
-
Cabuli 3 Anak dan Seorang Wanita Dewasa, Eks Kapolres Ngada Bakal Disidang Etik Senin Depan
-
Polri Tetapkan AKBP Fajar Tersangka Kasus Asusila dan Narkoba
-
Bisnis Narkoba Eks Bos Persiba Balikpapan, Koleksi Mobil Mewah Catur Adi dari Mustang GT hingga Alphard Disita Polisi
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta