Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 19 Mei 2022 | 17:36 WIB
Iqbal Asnan, tersangka utama penembakan Pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar Najamuddin Sewang, disambut tangis oleh sejumlah Anggota Satpol PP saat rekonstruksi digelar di Balai Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Rekonstruksi kasus pembunuhan Pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar Najamuddin Sewang berlangsung di sejumlah titik. Salah satunya di Balai Kota Makassar.

Iqbal Asnan sampai di Balai Kota Makassar Pukul 17.00 Wita. Sebelum rekonstruksi dimulai, Iqbal Asnan sempat berbincang sebentar bersama jaksa dan anggota polisi.

Tiba-tiba sejumlah Anggota Satpol PP Makassar menghampiri Iqbal Asnan dari belakang. Mereka menyalami Iqbal dan mencium tangan mantan bosnya itu.

"Sabar ki, pak," ujar sejumlah pegawai Satpol PP Makassar sambil menangis.

Baca Juga: Iqbal Asnan Diduga Memakai Uang Operasional Satpol PP Makassar Untuk Sewa Pembunuh Bayaran

Iqbal Asnan juga terlihat tidak kuasa membendung air matanya. Ia memeluk pegawai satu per satu dan menanyakan kabar.

Sejumlah adegan diperagakan Iqbal Asnan dan tersangka lainnya di Kantor Satpol PP, Balai Kota Makassar. Di kantor inilah para tersangka merencanakan strategi penembakan terhadap Najamuddin Sewang.

Dari berita acara pemeriksaan (BAP), Iqbal Asnan diketahui memerintahkan tersangka Asri untuk menghubungi tersangka Sulaiman. Saat itu bulan Januari 2022, sekitar pukul 16.30 Wita.

Asri kemudian memerintahkan Sulaiman agar menemui Iqbal Asnan di Balai Kota Makassar. Mereka berdua lalu bertemu empat mata di ruang kerja Iqbal Asnan.

Saat itulah Iqbal menyampaikan niatnya. Ia minta tolong ke Sulaiman untuk membunuh Najamuddin Sewang.

Baca Juga: Tersangka Pembunuhan Najamuddin Sewang Peragakan Aksi Santet, Lempar Telur dan Air ke Atap Rumah Korban

"Ada masalahku ini. Ada yang ganggu istriku, dia sering datang saat saya tidak ada. Dia juga sering rayu istriku. Saya sudah pernah ancam bunuh dia, tapi dia masih menemui istri saya," demikian pernyataan Iqbal ke Sulaiman.

Tersangka Sulaiman bertanya, "jadi bagaimana mauta?".

Iqbal menjawab, "Kamu mau bantu eksekusi saja?".

Sulaiman lantas menolak. Ia mengaku tidak berani. Melihat darah saja, oknum polisi itu mengaku takut.

"Saya tidak berani. Lihat darah saja saya tidak berani," jawab Sulaiman ke Iqbal.

Iqbal kemudian meminta tolong agar Sulaiman mencarikan orang yang berani membunuh Najamuddin.

"Kalau begitu carikan orang yang berani. Nanti saya bayar," kata Iqbal.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More