Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 17 Maret 2022 | 14:00 WIB
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo diberi gelar profesor kehormatan dari Universitas Hasanuddin, Kamis 17 Maret 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo terlihat menangis berulang kali, saat membacakan orasi ilmiah. Ia mengaku mengingat nasehat kedua orang tuanya.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan almarhum ayahnya selalu berpesan, "Jaga dan jangan mencederai kepercayaan masyarakat dan bangsa dalam menjalankan pemerintahan dan politik".

"Dan ibu saya juga berpesan, 'sekolah ko. Hanya orang berilmu yang bisa memberi manfaat untuk masyarakat. Hanya orang yang sekolah yang bisa memimpin pemerintahan'," ujarnya, Kamis 17 Maret 2022.

Syahrul mengatakan almarhum ayahnya mengajarkan pentingnya kesetiaan dan loyal pada masyarakat, kepercayaan bangsa dan negara. Sedangkan ibunya memberi kekuatan untuk terus menjadi pembelajar.

Baca Juga: Banyak Dapat Ilmu di Warung Kopi, Syahrul Yasin Limpo: Saya Profesor Lapangan

"Pesan Tetta dan Bunda telah mengalir menjadi spirit dalam perjuangan hidup saya," ujarnya tersedu-sedu.

Syahrul kembali menangis saat menutup orasinya. Pertama-tama, ia mempersembahkan pangkat profesornya kepada ibu dan almarhum ayahnya.

"Pencapaian ini sebagai kuntum bunga di atas kuburmu. Kepada ibunda, semoga tetap sehat dan diberi umur panjang," ujarnya.

Syahrul kembali tak kuasa menahan tangis saat menyebut anaknya yang sudah almarhum, Rindra Sujiwa Putra Syahrul. Kemudian melanjutkan menyebut nama cucunya satu per satu.

"Cucuku, pandanglah ke mimbar ini, terima lah ini sebagai perlambang bahwa engkau pun akan mampu mencapai mimpimu dalam hidupmu," sebut mantan Gubernur Sulsel dua periode itu.

Baca Juga: Ketua Dewan Profesor Unhas: Syahrul Yasin Limpo Tidak Dapat Gelar Profesor Kehormatan

Syahrul sendiri dikukuhkan sebagai guru besar atau profesor kehormatan di bidang ilmu hukum Universitas Hasanuddin, Kamis, 17 Maret 2022. Ia membawakan orasi ilmiah berjudul "Hibridisasi Hukum Tata Negara Posivistik Dengan Kearifan Lokal Dalam Mengurai Kompleksitas Kepemerintahan".

Load More