Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 24 Juli 2021 | 07:30 WIB
Partai Amanat Nasional (PAN) [suara.com/Bagus Santosa]

SuaraSulsel.id - Anggota DPRD Pangkep Amiruddin ramai disorot. Amiruddin disebut menutup pintu keluar rumah tahfidz atau rumah penghafal alquran Nurul Jihad yang berada di Jalan Ance Daeng Ngoyo, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

Legislator PAN itu membangun tembok setinggi empat meter menutup pintu keluar rumah tahfidz. Alasannya, kata warga, pelaku tidak senang anak-anak penghafal alquran ribut dan bermain di depan rumahnya.

Ketua DPP PAN Sulsel Ashabul Kahfi mengatakan akan meminta klarifikasi Amiruddin. Ia sangat menyayangkan kejadian tersebut.

"Kami akan minta klarifikasi yang bersangkutan. Sangat tidak etis jika hal tersebut terjadi," kata Ashabul Kahfi, Jumat, 23 Juli 2021.

Baca Juga: Jalan Masuk Rumah Penghafal Alquran Dipagari Tembok, Anak-anak Diancam Parang

Ashabul Kahfi mengatakan, ada kode etik partai yang mengatur anggota partai. Jika melanggar, maka ada sanksi. Mulai sanksi teguran hingga pemecatan.

"Nanti kita lihat setelah dimintai klarifikasi," tegasnya.

Amiruddin sendiri membantah kabar tersebut. Ia mengaku jalan yang ditutupnya bukan akses utama ke rumah tahfidz.

"Itu lorong buntu. Antara rumahku dan rumah tahfiz memang ada pembatasnya," ujar Amiruddin, Sabtu, 24 Juli 2021.

Ia juga membantah jika disebut mempermasalahkan soal suara anak-anak tahfidz saat membaca alquran. Yang dia protes adalah sampah dari rumah tahfidz tersebut.

Baca Juga: Diduga Anggota DPRD Tutup Jalan Masuk Rumah Penghafal Alquran di Makassar, Warga Marah

"Saya tidak pernah permasalahkan soal itu. Tapi kotoran (sampah), tertuju ke rumah saya," sebutnya.

Awalnya, kata Amiruddin, pengurus rumah tahfidz tersebut meminta izin untuk membobol pagar tembok. Amiruddin mengiyakan.

Menurutnya, saat itu pengurus rumah tahfidz sedang membangun. Pihaknya mengizinkan agar bahan material lebih mudah diangkut.

Namun berselang beberapa lama, pengurus rumah tahfidz tak kunjung menembok lagi pembatas tersebut. Padahal perjanjian awalnya hanya tiga hari.

Hal tersebut membuat Amiruddin berinisiatif untuk menemboknya lagi. Bahkan, kata Amiruddin, jalan itu ada karena usahanya.

"Tidak ada alasan bagi saya risih karena suara membaca Alquran," katanya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More