Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 24 Juli 2021 | 06:55 WIB
Diduga Anggota DPRD inisial AM membangun pagar tembok menutup jalan masuk rumah penghafal Alquran di Makassar, Jumat 23 Juli 2021 [SuaraSulsel.id / Dokumentasi Binmas Masale]

SuaraSulsel.id - Kasus penutupan jalan masuk rumah penghafal alquran di Kota Makassar viral. Pelakunya disebut salah satu Anggota DPRD di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Mengutip alur.id, keluarga Anggota DPRD Pangkep disebut dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Pangkep membantah tudingan. Jika mereka risih dengan suara anak mengaji. Seperti yang tersebar di sejumlah pemberitaan.

Rumah Tahfidz Alquran Nurul Jihad berada di Jalan Ance Daeng Ngoyo, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

"Sebelum bapak saya menjadi Anggota DPRD Pangkep, rumah itu sudah lama dibeli. Belum saya lahir, 20 tahun lalu ceritanya tidak terpakai rumah itu. Dibiarkan saja begitu," ujar salah satu anak kandung Anggota DPRD Pangkep pemilik rumah yang tak ingin disebutkan identitasnya kepada Alur.id, Jumat, 23 Juli 2021.

Baca Juga: Diduga Anggota DPRD Tutup Jalan Masuk Rumah Penghafal Alquran di Makassar, Warga Marah

Rumah kosong ini kemudian direnovasi Anggota DPRD Pangkep bernama Amiruddin. Karena anak perempuannya sudah melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi di Kota Makassar.

"Tidak ada memang pintunya itu rumah Tahfidz, rumahnya bapak ku yang ujung. Awalnya tidak ada dua pintu itu. Cuma yang punya rumah sempat meminta tolong kepada bapakku untuk dibuka untuk akses," katanya.

Menurut dia, permohonan pembukaan akses tersebut disepakati oleh pihak keluarga. Kata dia lagi, lantaran Amiruddin tidak menetap di rumah tersebut.

"Jadi dia minta tolong sama tenteku yang samping rumah, jadi tanteku iya kan untuk membuka pintu. Ternyata lama-lama dia tidak tutup itu pintu malah dia permanenkan itu pintunya,"jelasnya.

Ia juga mengaku, sang ayah tak risih mendengar suara mengaji anak-anak tersebut. Malahan, Amiruddin diklaim memiliki agama yang baik.

Baca Juga: BNN Kirim Dua Orang Pecandu Berat ke Makassar

"Kita tahu anak-anak di situ sangat kurang ajar, saat kita yang bersihkan halaman, malah dia mengotori membuang sampah. Itu jemurannya biasa dia simpan di pagar, belum lagi jemuran besinya dia simpan depan pagar, kalau mobil ku masuk bagaimana. Baru saya hanya sendiri," ungkapnya.

Lanjut dia, sebelum membangun pagar tembok. Amiruddin sempat berbicara dengan beberapa warga setempat termasuk pengelola rumah Tahfidz. Dengan hasil kesepakatan, pengelola yang akan menutup pintu itu.

"Pengelola sendiri sepakat untuk menutup, tapi tidak dia lakukan baru bapak saya tunggu konfirmasinya tidak ada. Sehingga bapak ku yang langsung pergi tutup itu. Sekali ditutup, dia melapor seperti itu," jelasnya.

Load More