SuaraSulsel.id - Pengusaha katering atau jasa boga berinisial K mengaku, rumahnya mau dibakar oleh distributor. Karena belum membayar utang bahan baku.
Ia pun menuntut Pemprov Sulsel segera membayarkan piutang katering. Agar utangnya kepada distributor bisa segera dibayarkan.
"Kita mengerti kalau diaudit tapi ini kan sudah klir. Disuruh menunggu, sabar, menunggu, sampai kita didatangi orang mau dibakar rumah ta," keluhnya, Jumat 9 Juli 2021.
Pengusaha K bilang, Pemprov Sulsel masih janji-janji terus hingga kini. Namun tak kunjung membayar.
Baca Juga: 3 Proyek Besar Pemprov Sulsel yang Dibangun Dengan Utang Bermasalah
"Kami juga tidak mengerti. Alasannya kemarin mau diaudit. Sekarang sudah diaudit sudah ACC semua. Kita dijawab sabar, sabar. Kita juga punya utang di distributor," jelasnya.
Sebelumnya, Plt Gubernur Sulsel memilih menyetop Program Duta Wisata Covid-19. Selain angka kasus yang sudah turun, juga ada pertimbangan lain.
Biaya hotel dan makanan wisata Covid di Sulsel jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Antara lain, BPK menemukan kejanggalan dalam pengadaan makan dan minum untuk tim yang bekerja menangani covid-19. Makanan dan minuman ternyata hanya dipesan melalui aplikasi pesan Whatsapp.
Total pembayaran makan minum yang dibayarkan tanpa bukti pemesanan itu terjadi sejak bulan April hingga Oktober. Nilainya lumayan besar Rp 353 juta.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Belum Mampu Bayar Utang, Kas Daerah Sekarat
Hal tersebut terjadi di Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Pertanggungjawabannya juga tidak lengkap.
Kemudian, BPK juga menemukan masalah untuk pengadaan makan minum dan pengadaan jasa akomodasi untuk program Wisata Duta Covid tidak dilengkapi dengan kontrak atau surat perjanjian kerja antara pihak hotel dan BPBD.
Penunjukan hotel berdasarkan SPPBJ tidak dilengkapi informasi yang memadai. Antara lain tidak ada waktu rencana penyelesaian pekerjaan dan tata cara pembayaran.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) terkait jumlah pemesanan kamar hanya disatukan berupa paket pekerjaan. Tidak dirinci jumlah penggunaan kamar.
Selain itu, dokumen pertanggungjawaban keuangan untuk pengadaan hotel tidak dilengkapi dengan berita acara perhitungan bersama, yang menjadi dasar dalam pembuatan berita acara serah terima.
Penunjukan hotel juga tidak dilengkapi informasi yang memadai antara lain tidak ada waktu rencana penyelesaian pekerjaan dan tata cara pembayaran. Juga ditemukan pembayaran belanja lainnya di luar akomodasi hotel sebanyak Rp 21 juta.
Pengusaha Mengamuk dan Menangis Tuntut Hak
Selain pengusaha K, pengusaha lain yang merupakan keponakan Gubernur Sulawesi Selatan non aktif Nurdin Abdullah juga mengamuk di Kantor Gubernur Sulsel.
Perempuan yang biasa disapa Vita tersebut meminta agar piutang jasa katering wisata Covid-19 Pemprov Sulsel segera dibayarkan.
Perusahaan Vita adalah salah satu penyedia jasa katering Program Wisata Covid Pemprov Sulsel. Vita mengaku Pemprov Sulsel masih berhutang miliaran rupiah kepada perusahaannya.
"Empat bulan tidak dibayar. Nominalnya macam-macam. Kami sudah empat kali dipanggil Inspektorat, BPK, selesai semua, tidak ada masalah," ujarnya sambil menangis, Jumat, 9 Juli 2021.
Ia mengaku tidak tahu penyebab kenapa Pemprov Sulsel belum bayar piutang hingga kini. Dulu, alasannya pembayaran masih dalam tahap audit.
Saat ini, auditnya sudah selesai. Kata Vita, sebenarnya tak ada lagi masalah. Namun, oleh Pemprov Sulsel diminta bersabar.
"Sampai miliaran karena ini dengan hotel, katering. Kita bukan orang kaya, kita ndak punya apa-apa, baru ko kasih begini. Orang tua ta sudah Covid, meninggal, sampai detik ini tidak dibayar. Sakit ini kita hatinya. Itu makanan ko sudah makan, ko tidak mau bayar kita," keluhnya.
Vita mengaku distributor dan pedagang sering menagihnya. Ia bahkan didatangi polisi karena dilaporkan.
Setahun belakangan juga pembayaran lancar. Namun, mandek empat bulan terakhir.
"Kita didatangi sama orang, distributor sampai dibawakan polisi karena dia (Pemprov) tidak bayar kita. Semua cuma bilang sisa persetujuan pimpinan. Kita datang ke sini untuk minta untuk dibayarkan," tegasnya.
Dinas yang bersangkutan yakni BPBD menyebut pembayaran sisa menunggu persetujuan dari pimpinan dalam hal ini Plt Gubernur Sulsel. Saat ini belum disetujui.
"Semuanya satu tahun lancar aman, baru kali ini begini. Mana pimpinannya mau ketemu kita, tidak ada. Pimpinan saja ditemui susah. Coba mi bayangkan jadi saya dan teman-temanku tidak dibayarkan sampai saat ini. Ratusan orang kita kasih makan tidak dibayarkan sampai sekarang," bebernya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Lihat Jaksa di Sidang Tom Lembong Cengar-cengir, Publik Malah Kesal: Nasib Orang Dianggap Bercandaan!
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
Terkini
-
Terungkap! Sanksi Dosen Pelaku Pelecehan Seksual di Unhas Tidak Berat
-
Daftar Pemain PSM Makassar Dipanggil PSSI untuk Piala AFF 2024
-
Kinerja Cemerlang BRI: Sunarso Dedikasikan Penghargaan The Best CEO untuk Insan BRILiaN
-
Lari Bareng di Bali Bisa Borong Hadiah Ratusan Juta
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik