SuaraSulsel.id - Keponakan Gubernur Sulawesi Selatan non aktif Nurdin Abdullah mengamuk di Kantor Gubernur Sulsel. Perempuan yang biasa disapa Vita tersebut meminta agar piutang jasa katering wisata Covid-19 segera dibayarkan.
Perusahaan Vita adalah salah satu penyedia jasa dari katering wisata Covid di Sulsel. Ia mengaku Pemprov Sulsel masih berhutang hingga miliaran rupiah.
"Empat bulan tidak dibayar. Nominalnya macam-macam. Kami sudah empat kali dipanggil Inspektorat, BPK, selesai semua, tidak ada masalah," ujarnya sambil menangis, Jumat, 9 Juli 2021.
Ia mengaku tidak tahu penyebab kenapa Pemprov Sulsel belum bayar piutang hingga kini. Dulu, alasannya pembayaran masih dalam tahap audit.
Baca Juga: Masa Tahanan Nurdin Abdullah Ditambah 20 Hari, Penyidik KPK Serahkan Bukti ke JPU
Saat ini, auditnya sudah selesai. Kata Vita, sebenarnya tak ada lagi masalah. Namun, oleh Pemprov Sulsel diminta bersabar.
"Sampai miliaran karena ini dengan hotel, katering. Kita bukan orang kaya, kita ndak punya apa-apa, baru ko kasih begini. Orang tua ta sudah Covid, meninggal, sampai detik ini tidak dibayar. Sakit ini kita hatinya. Itu makanan ko sudah makan, ko tidak mau bayar kita," keluhnya.
Vita mengaku distributor dan pedagang sering menagihnya. Ia bahkan didatangi polisi karena dilaporkan.
Setahun belakangan juga pembayaran lancar. Namun, mandek empat bulan terakhir.
"Kita didatangi sama orang, distributor sampai dibawakan polisi karena dia (Pemprov) tidak bayar kita. Semua cuma bilang sisa persetujuan pimpinan. Kita datang ke sini untuk minta untuk dibayarkan," tegasnya.
Baca Juga: Berkas Rampung, Kasus Suap Proyek Gubernur Nurdin Abdullah Segera Diadili
Dinas yang bersangkutan yakni BPBD menyebut pembayaran sisa menunggu persetujuan dari pimpinan dalam hal ini Plt Gubernur Sulsel. Saat ini belum disetujui.
"Semuanya satu tahun lancar aman, baru kali ini begini. Mana pimpinannya mau ketemu kita, tidak ada. Pimpinan saja ditemui susah. Coba mi bayangkan jadi saya dan teman-temanku tidak dibayarkan sampai saat ini. Ratusan orang kita kasih makan tidak dibayarkan sampai sekarang," bebernya.
Vendor lain berinisial K mengaku rumahnya bahkan hampir dibakar oleh distributor. Ia meminta agar Pemprov Sulsel segera membayarkan piutang katering.
"Kita mengerti kalau diaudit tapi ini kan sudah klir. Disuruh menunggu, sabar, menunggu, sampai kita didatangi orang mau dibakar rumah ta," keluhnya.
Ia bilang Pemprov Sulsel masih janji-janji terus hingga kini. Namun tak kunjung dibayar.
"Kami juga tidak mengerti. Alasannya kemarin mau diaudit. Sekarang sudah diaudit sudah ACC semua. Kita dijawab sabar, sabar. Kita juga punya utang di distributor," jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex
-
Selvi Ananda Dua Kali Salah: Sulawesi Disebut Sumatera, Ini Reaksi Hadirin
-
Dari Lomba Masak Jadi Jutawan: Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga Ubah Kelor Jadi Cuan
-
20 Orang Jaga Sapi Kurban Presiden Prabowo! Ini Alasan Juventus Jadi Pilihan Istimewa