- Jusuf Kalla menghadapi sengketa lahan dengan PT GMTD, yang memicu perhatian publik terhadap kekuatan bisnisnya
- Kalla Group, didirikan 1952 di Sulsel, tumbuh menjadi konglomerasi besar di Indonesia Timur dengan delapan bidang usaha utama
- Bisnis Kalla Group mencakup energi terbarukan (PLTA), infrastruktur, otomotif (pionir Toyota di timur), properti, ritel, dan keuangan
SuaraSulsel.id - Nama Jusuf Kalla kembali menjadi sorotan publik. Bukan semata karena rekam jejaknya sebagai Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, atau perannya sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI).
Perseteruannya dengan PT GMTD yang sebagian besar sahamnya dimiliki Lippo Group. Terkait sengketa lahan di kawasan Tanjung Bunga, Makassar, ikut menyedot perhatian publik dan memantik rasa penasaran.
Banyak yang bertanya-tanya. Apa yang membuat seorang Jusuf Kalla berani dan tak gentar berhadapan dengan salah satu konglomerasi besar yang kerap disebut bagian dari "sembilan naga" bisnis di Indonesia.
Jawabannya tak semata soal posisi politik atau jejaring kekuasaan. Tetapi juga tentang pondasi ekonomi yang telah ia bangun puluhan tahun lamanya.
Baca Juga:Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
Di balik figur JK yang dikenal lugas dan blak-blakan, berdiri Kalla Group, sebuah kelompok usaha keluarga yang telah eksis sejak dulu dan tumbuh menjadi salah satu konglomerasi terbesar di kawasan timur Indonesia.
Dari Niaga Lokal ke Nasional
Kalla Group didirikan oleh Hadji Kalla pada 1952 di Sulawesi Selatan.
Berawal dari usaha perdagangan sederhana, bisnis keluarga ini perlahan berkembang dan bertahan melewati berbagai fase ekonomi nasional.
Pada periode 1967-1999, tongkat estafet kepemimpinan perusahaan beralih ke Jusuf Kalla.
Baca Juga:Kunjungi Lokasi Bencana di Bener Meriah Aceh, Jusuf Kalla Janji Kirim Bantuan
Di tangan JK, Kalla Group mengalami ekspansi signifikan. Ia memperluas sayap bisnis ke berbagai sektor strategis.
Setelah JK lebih banyak berkonsentrasi pada pengabdian publik dan politik nasional, kepemimpinan Kalla Group dilanjutkan oleh Fatimah Kalla pada 1999 hingga 2018.
Sejak 2018, perusahaan memasuki era generasi ketiga dengan Solihin Jusuf Kalla sebagai Direktur Utama hingga kini.
Kendali utama Kalla Group tetap berpusat di Makassar. Dari kota ini, bisnis Kalla menggurita ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan menembus pasar internasional.
Saat ini, Kalla Group tercatat memiliki delapan bidang usaha utama dengan 24 sub-unit bisnis.
Dengan skala dan diversifikasi tersebut, Kalla Group menjadi salah satu kelompok usaha terbesar di Indonesia Timur.