Menteri Agama Gerakkan Empat Kampus Islam Merumuskan Jalan Damai bagi Gaza

Upaya memperkuat diplomasi Indonesia dalam isu Gaza memasuki babak baru

Muhammad Yunus
Rabu, 19 November 2025 | 11:48 WIB
Menteri Agama Gerakkan Empat Kampus Islam Merumuskan Jalan Damai bagi Gaza
Menteri Agama RI, Nazaruddin Umar membuka forum akademik internasional yang digelar di UIN Alauddin Makassar bahas Gaza dan perdamaian dunia [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Kementerian Agama menggerakkan perguruan tinggi Islam melalui forum akademik internasional di UIN Alauddin Makassar pada 17 November 2025 untuk mendorong solusi damai konflik global.
  • Forum ini merupakan wadah merumuskan gagasan kontributif Indonesia setelah sikap tegas Presiden Prabowo mengenai solusi dua negara dan kesiapan pasukan perdamaian.
  • Dukungan Indonesia terhadap Palestina didasarkan konstitusi, agama, dan kemanusiaan, ditunjukkan melalui bantuan kemanusiaan serta kesiapan mengirim 20.000 personel penjaga perdamaian.

SuaraSulsel.id - Upaya memperkuat diplomasi Indonesia dalam isu Gaza memasuki babak baru. Kementerian Agama (Kemenag) menggerakkan perguruan tinggi Islam di Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam mendorong solusi damai bagi konflik global.

Melalui sebuah forum akademik internasional yang digelar di UIN Alauddin Makassar, Senin, 17 November 2025, Kemenag menempatkan perguruan tinggi sebagai ruang produksi gagasan yang dapat berkontribusi pada stabilitas dunia.

Forum ini menjadi yang pertama dari rangkaian seminar internasional yang akan berlangsung di empat kampus UIN.

Semuanya diarahkan sebagai wadah merumuskan kembali pandangan Indonesia tentang perdamaian, terutama setelah pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai solusi dua negara mengundang respons global.

Baca Juga:Gus Elham Viral, Menteri Agama: Tindakan Bertentangan Moralitas Musuh Bersama

Krisis Gaza disebut bukan lagi sekadar konflik lokal antara dua pihak. Tetapi sudah berubah menjadi barometer moral dunia, menguji legitimasi hukum internasional dan kemampuan global menghentikan kekerasan.

Rangkaian serangan yang menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik dianggap sebagai tragedi kemanusiaan terbesar dalam satu dekade terakhir.

Dalam forum tersebut, pembicara menekankan bahwa kebuntuan diplomasi global mendorong munculnya inisiatif baru dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sikap Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB yang menyerukan implementasi solusi dua negara, kesiapan pengerahan pasukan perdamaian, hingga penegasan bantuan kemanusiaan disebut sebagai salah satu intervensi paling jelas dari negara berkembang dalam forum internasional.

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar menyebut bahwa resonansi pernyataan Presiden Prabowo di PBB menjadi salah satu alasan Kemenag merasa perlu membangun forum akademik ini.

Baca Juga:Menteri Agama: Kerusakan Iklim Telan Korban 4 Juta Jiwa

Menurutnya, respons dari negara-negara lain menunjukkan bahwa suara Indonesia masih dipercaya sebagai energi moral di tengah konflik.

"Banyak sahabat saya dari luar negeri menelepon. Mereka menilai pernyataan Presiden Prabowo memberikan arah baru. Ada yang menyebutnya the Prabowo’s solution. Bahkan, ada penulis luar negeri yang menyebut beliau sebagai the second Soekarno," ujar Nasaruddin.

Ia menambahkan bahwa Indonesia tidak hanya berbicara, tetapi juga menawarkan langkah konkret, termasuk kesiapan mengirim hingga 20.000 personel perdamaian jika dimandatkan PBB.

"Beliau menawarkan satu paket lengkap. Dukungan politik, moral, dan jika diperlukan, kehadiran fisik untuk menjaga perdamaian," terangnya.

Wakil Menteri Luar Negeri, Muhammad Anis Matta menegaskan bahwa dukungan Indonesia kepada Palestina didasarkan pada tiga fondasi. Amanat konstitusi, nilai agama, dan rasa kemanusiaan.

Indonesia, katanya, berdiri bersama Palestina jauh sebelum konflik Gaza mencapai puncaknya.

Ia merinci dukungan terbaru pemerintah Indonesia, mulai dari bantuan US$12 juta untuk dapur umum, total US$36 juta bantuan kemanusiaan, hingga pengiriman ratusan ton bantuan logistik.

Yang paling strategis, menurutnya, adalah kesiapan Indonesia mengirim pasukan perdamaian.

"Untuk pertama kalinya Indonesia menyatakan kesediaan terlibat langsung pada operasi penjaga perdamaian di Gaza," kata Anis.

Ia juga memastikan bahwa seluruh rekomendasi forum akan dirangkum sebagai masukan kebijakan.

"Krisis Gaza bukan lagi isu Palestina semata, tetapi krisis bagi hukum internasional," kata politikus Partai Gelora itu.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bentuk diplomasi akademik yang bertujuan menghubungkan gagasan politik dan kajian ilmiah.

Menurutnya, forum ini digagas langsung oleh Menteri Agama untuk perdamaian dunia..

"Pagi-pagi beliau menelepon saya dan meminta empat perguruan tinggi menyelenggarakan seminar internasional tentang peran Indonesia dalam perdamaian dunia," ujarnya.

Ia berharap forum ini dapat menghasilkan policy brief yang layak disampaikan ke pemerintah pusat maupun lembaga internasional.

"Momentum ketika Presiden Prabowo berbicara di PBB harus dirawat. Dunia butuh suara yang jernih," sebutnya.

Hamdan pun menutup sesi dengan kutipan Einstein:

"Perdamaian tidak mungkin dipelihara dengan kekerasan. Perdamaian hanya bisa diraih dengan pemahaman," katanya.

Selain Menag dan Wamenlu, diskusi juga diwarnai pandangan akademisi internasional seperti Prof. Robert W. Hefner dari Boston University, jurnalis Palestina Revda Selver Iseric yang membawa perspektif langsung dari lapangan, serta pemuka agama Ustadz Das’ad Latif yang menekankan sisi kemanusiaan dan spiritual dari tragedi Gaza.

Forum berikutnya akan digelar di UIN Sumatera Utara, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Indonesia berharap rangkaian ini menjadi kontribusi nyata dunia akademik bagi perdamaian global.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini