- Pandji minta maaf secara terbuka kepada masyarakat Toraja melalui media sosial
- Banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja terkait sebuah joke dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013
- Penyelesaian secara adat akan dilakukan di Toraja.
Ia menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian, bahkan menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu, tepat di depan televisi
Sejumlah organisasi masyarakat adat Toraja kemudian melaporkan Panji ke Mabes Polri dan menuntut pertanggungjawaban hukum maupun permintaan maaf secara adat.
Sebelumnya, Guru Besar Antropologi Unhas, Prof. Tasrifin Tahara menilai apa yang disampaikan Pandji bukan sekadar kelakar, tetapi sudah menyentuh ranah pelecehan terhadap ekspresi budaya sebuah suku bangsa.
Menurut Tasrifin, budaya tidak bisa dilihat secara parsial, melainkan harus dipahami secara holistik. Artinya menyeluruh, mencakup dimensi sosial, ekonomi, politik, dan spiritual masyarakatnya.
Baca Juga:Pandji Pragiwaksono Dikecam! Antropolog: Tidak Pantas Dijadikan Lelucon
Ia menegaskan apa yang disampaikan Pandji dalam video yang beredar itu justru menunjukkan ketidaktahuan terhadap makna filosofis Rambu Solo’, ritual adat kematian yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Toraja.
"Rambu Solo’ itu kebudayaan luhur dan agung, bahkan sudah diakui UNESCO. Jadi tidak pantas dijadikan bahan lelucon," tegasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing