- Enam kelompok pemuda di wilayah ini saling serang hampir setiap hari
- Pelaku tawuran turun ke jalan membawa busur, senapan angin, hingga petasan berdaya ledak tinggi
- Berani menggunakan senapan angin hingga bom molotov
SuaraSulsel.id - Sultan (60), warga di Jalan Kandea III, Kelurahan Bunga Ejaya Baru, Kecamatan Tallo, hanya bisa menyaksikan rumahnya dilalap api.
Rumahnya dilempari bom molotov saat bentrok antar kelompok kembali pecah di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, pada Selasa, 23 September 2025.
Perang kali ini memang meninggalkan jejak yang lebih parah. Sedikitnya lima rumah warga rata dengan tanah, satu mobil dan dua motor di lokasi lain ikut dibakar.
Perang warga di Tallo adalah konflik panjang yang terus berulang. Kini dampaknya makin meluas.
Baca Juga:Rumah Dibakar, Emas Raib: Warga Makassar Korban Bentrokan Minta Jaminan Keamanan Ekstra!
Enam kelompok pemuda di wilayah ini saling serang hampir setiap hari. Siang terlihat damai, namun subuh hingga dini hari kembali ricuh.
Yang terlibat berasal dari lorong-lorong yang sudah dikenal warga Makassar. Jalan Tinumbu Lorong 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan Jalan Layang.
Mereka turun ke jalan membawa busur, senapan angin, hingga petasan berdaya ledak tinggi.
Sultan mengaku sempat meminta bantuan polisi sebelum kebakaran terjadi.
"Sekitar jam dua siang saya telepon Polsek, tapi tidak ada yang angkat. Masih perang kecil, saya minta tolong supaya dibubarkan, tapi tidak ada yang datang," katanya.
Baca Juga:Warisan Berdarah: 36 Tahun Perang di Makassar Tak Pernah Padam!
Bentrok yang awalnya hanya melibatkan kelompok pemuda dengan senjata rakitan seperti busur dan petasan, semakin membesar setiap harinya.
Mereka kini menjadi-jadi, menggunakan senapan angin hingga bom molotov.
Sekitar pukul 15.00 Wita, rumah Sultan dilempari bom molotov hingga terbakar.
Ia sempat berusaha memadamkan api, namun terpaksa mundur setelah dihujani anak panah.
Bersama istri dan dua anaknya, Sultan kini mengungsi ke rumah keluarga.
"Jelas ada pembiaran," ujarnya lirih.