SuaraSulsel.id - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mendorong agar Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Bisa menggabungkan pendekatan medis modern dengan kearifan lokal. Yakni pengobatan tradisional khas Bugis-Makassar.
Hal tersebut diungkapkan Nasaruddin saat meresmikan Rumah Sakit UIN Alauddin di Makassar, Kamis, 24 Juli 2025.
Rumah Sakit UIN Alauddin akhirnya diresmikan setelah lebih dari satu dekade pembangunan.
Baca Juga:Angka Kematian Meningkat! Menag Desak Evaluasi Layanan Kesehatan Haji
"Saya harap Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar ini bisa mengangkat pengobatan tradisional Bugis-Makassar. Jangan hanya terjebak dalam pendekatan medis konvensional," katanya.
Ia menyebut, Bugis-Makassar punya warisan leluhur dalam hal penyembuhan yang terbukti ampuh.
Ia menyinggung contoh ilmuwan medis klasik seperti Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi, ilmuwan Persia abad ke-9 yang berani berpikir di luar kelaziman pada zamannya.
Menurutnya, pengobatan modern tak boleh meminggirkan warisan pengobatan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
"Pengobatan tradisional sangat kaya dan terbukti ampuh. Temukan sesuatu yang baru, beranilah berpikir lain. Jadikan RS ini sebagai pusat inovasi, bukan sekadar tempat praktik kedokteran biasa," ujar Nasaruddin.
Baca Juga:Viral! RS Unhas Dituding Tolak Pasien Gawat Darurat, Ini Penjelasan Pihak Rumah Sakit
Ia pun mengajak mahasiswa kedokteran dan para tenaga medis muda untuk tidak sekadar copy paste pengetahuan. Tetapi berani menciptakan pendekatan baru yang menggabungkan nilai-nilai budaya lokal.
Menag Nasaruddin juga menaruh harapan besar pada Sulawesi Selatan sebagai salah satu pusat inovasi dan integrasi keilmuan di Indonesia.
"Saya pikir Sulsel ini akan jadi tren center nasional. Mari kita kompak dan solid, lupakan perbedaan mazhab atau perilaku. Kita semua satu dalam misi pelayanan," tegasnya.
Sementara, Rektor UIN Alauddin Makassar, Profesor Hamdan Juhannis, dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa rumah sakit ini bukan semata-mata milik kampus.
"Ini rumah sakit adalah produk Kementerian Agama," tegasnya.
Menurut Hamdan, keberadaan rumah sakit ini di bawah naungan UIN merupakan bagian dari visi Kemenag untuk memperluas layanan pendidikan dan kesehatan berbasis keislaman.
"Kami bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran Pak Menteri yang telah meresmikan RS ini. Ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah pengembangan kampus kami," ucap Hamdan.
![Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kamis 24 Juli 2025 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/24/99776-menteri-agama.jpg)
Fasilitas Modern dan Kapasitas Besar
Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar memiliki kapasitas hingga 200 tempat tidur.
Rumah sakit ini terdiri dari sembilan lantai ditambah satu lantai basement, berdiri di atas lahan seluas 7.462 meter persegi, dengan total luas bangunan mencapai 23.877 meter persegi.
Pembangunan fisiknya rampung pada tahun 2022 dan dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Gedung ini bahkan telah diserahterimakan kepada pihak kampus sejak 26 Juli 2022 oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulsel.
Pembangunan rumah sakit ini sejatinya telah dimulai sejak tahun 2011-2012 oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahap pertama dan kedua.
Namun, proyek sempat mangkrak pada tahun 2015. Barulah atas penugasan dari Presiden Joko Widodo, Kementerian PUPR kembali melanjutkan pembangunan yang sempat terhenti tersebut.
Pengerjaan lanjutan dilakukan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp133,9 miliar.
Peresmian Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, diantaranya Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi, Ketua DPRD Sulsel Andi Rachmatika Dewi dan Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid.
Tokoh lainnya adalah Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, dan Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham, jajaran pejabat daerah lain seperti Wakil Bupati Gowa Darmawansyah Muin, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana, hingga para rektor universitas negeri dan swasta.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing