Murid SD di Makassar Meninggal Diduga Dikeroyok, Ada Luka Sulutan Rokok

Korban mendapatkan perawatan intensif selama lima hari di tiga rumah sakit berbeda

Muhammad Yunus
Minggu, 01 Juni 2025 | 13:11 WIB
Murid SD di Makassar Meninggal Diduga Dikeroyok, Ada Luka Sulutan Rokok
Kerabat menunjukkan foto korban yang sedang disemayamkan di rumah duka, Jalan Maccini Gusung, Setapak 8, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (30/5/2025) malam [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Di tengah suasana akhir tahun ajaran yang seharusnya menjadi momen penuh harapan dan keceriaan bagi para siswa.

Sebuah tragedi memilukan justru terjadi di Kota Makassar.

Seorang murid kelas VI SDN Maccini Sawah Satu, bernama Muhammad Raja Afnan, meninggal dunia pada Jumat, 30 Mei 2025.

Setelah mendapatkan perawatan intensif selama lima hari di tiga rumah sakit berbeda.

Baca Juga:Haji Khusus Asal Makassar Gunakan Visa Resmi, Diinapkan di Hotel Bintang 5

Diduga, penyebab kematiannya adalah penganiayaan yang dilakukan oleh teman-temannya sendiri.

Peristiwa ini menyisakan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga masyarakat luas.

Afnan, anak ketiga dari enam bersaudara, dikenal sebagai anak yang pendiam dan tidak suka membuat masalah.

Namun, di hari-hari terakhir hidupnya, ia justru harus menanggung rasa sakit akibat dugaan kekerasan fisik yang dilakukan oleh sesama pelajar.

Menurut keterangan dari pihak keluarga, khususnya bibi korban, Desma, Afnan sempat memberikan petunjuk mengenai siapa saja yang melakukan penganiayaan terhadapnya.
Dalam kondisi lemah saat menjalani perawatan, ia menyebut bahwa dirinya dipukul oleh teman-temannya.

Baca Juga:Apoteker Jadi Otak Jaringan Aborsi Ilegal? Polda Sulsel Ungkap Fakta Mengejutkan

Ketika ditanya berapa orang yang memukulnya, Afnan tidak menjawab dengan kata-kata, melainkan mengangkat tiga jarinya—seolah ingin menunjukkan jumlah pelaku.

Lebih lanjut, Desma mengungkapkan bahwa Afnan menyebut dua pelaku adalah murid SD, dan satu lainnya adalah siswa SMP.

Meski korban tidak menyebut nama secara langsung, ia mengenali para pelaku tersebut.

Ini memperkuat dugaan bahwa kekerasan yang dialaminya bukan peristiwa kebetulan atau dilakukan oleh orang asing, melainkan oleh orang-orang yang sehari-hari berada di sekitarnya.

Kejadian ini disebut terjadi di luar lingkungan sekolah, tepatnya di depan SDN Maccini Sawah Satu, sesaat setelah Afnan menyelesaikan ujian akhir.

Diduga, penganiayaan terjadi dalam perjalanan pulang sekolah. Menurut Desma, Afnan masih dalam masa ujian saat kejadian berlangsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini