SuaraSulsel.id - Dalam tiga tahun terakhir, kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan.
Namun, peningkatan ini bukan hanya karena bertambahnya jumlah penderita, melainkan juga karena semakin membaiknya sistem penemuan kasus di lapangan.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSCM, dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K).
“Setiap tahun angka kasus TBC meningkat. Indonesia menempati posisi kedua dunia dari segi jumlah kasus. Namun, peningkatan itu sebagian besar karena penemuan kasus yang semakin baik, termasuk pada anak-anak,” ujar dr. Nastiti dalam wawancara di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Baca Juga:Guru Ngaji Predator Anak di Makassar Ditangkap! Ini Jumlah Korban Sejak Tahun 2000
Hampir 900 Ribu Kasus TBC di Indonesia pada 2024
Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan, sepanjang tahun 2024, terdapat hampir 900 ribu kasus TBC yang ditemukan di Indonesia dari target 1 juta kasus yang ditetapkan oleh WHO.
Dari angka tersebut, sekitar 15 persen merupakan kasus TBC pada anak.
Tingginya angka ini bukan tanpa sebab. Setelah pandemi COVID-19 berakhir, sistem kesehatan nasional mulai kembali fokus pada deteksi penyakit-penyakit menular, salah satunya TBC.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama para pemangku kepentingan untuk meningkatkan skrining dan diagnosis dini terhadap penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis ini.
Baca Juga:Kisah Pegawai Dinas Kesehatan Kota Makassar Pulang Kampung Bangun Desa Adat
“Semakin banyak kasus ditemukan, semakin besar pula peluang untuk mengobatinya lebih awal. Ini justru kabar baik karena berarti kita semakin aktif dalam menangani TBC secara menyeluruh,” jelas dr. Nastiti.
TBC pada Anak Bisa Berakibat Fatal
Yang menjadi perhatian khusus adalah kasus TBC pada anak. Menurut dr. Nastiti, anak-anak, terutama bayi, merupakan kelompok paling rentan terhadap penularan TBC.
Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum terbentuk secara sempurna.
“Kalau bayi tertular dari orang dewasa, terutama ibunya sendiri, maka kuman TBC bisa menyebar ke berbagai organ tubuh. Mulai dari paru-paru, usus, hati, tulang, bahkan sampai ke selaput otak. Ini sangat berbahaya dan bisa mengancam jiwa,” paparnya.
Ada dua bentuk TBC berat yang dapat terjadi pada anak, yakni TBC milier, yaitu kondisi saat kuman TBC menyebar ke seluruh tubuh, dan TBC meningitis, yaitu infeksi pada selaput otak yang bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen hingga kematian jika tidak ditangani dengan cepat.