SuaraSulsel.id - Bank Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mengklaim bahwa pengawasan yang dilakukan terhadap mesin ATM yang tersebar di berbagai daerah.
Telah sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur), namun pembobolan masih saja terjadi, bahkan dilakukan oleh oknum Satpam.
Seperti baru-baru ini, terjadi pembobolan mesin ATM di Kabupaten Wajo oleh pihak keamanan (security) Bank Sulselbar sendiri.
"Penerapan pengawasan berjenjang, pengamanan berlapis juga sudah kita terapkan. Bahkan semua regulasi terkait keamanan sudah kita lakukan," ujar Corporate Secretary Bank Sulselbar Hartani Djurnie kepada ANTARA di Makassar belum lama ini.
Baca Juga:Maruf Amin: Bank Sulselbar Akan Dikonversi Menjadi Bank Syariah
Hartani mengisahkan bahwa tidak ada kecurigaan terkait aktifitas pengamanan yang dilakukan para petugas keamanan yang diberi amanah penuh terhadap akses keamanan ATM.
Sehingga, kejadian pembobolan ini diakui Hartani menjadi sebuah pembelajaran bagi pihak Bank Sulselbar ke depan untuk lebih berhati-hati.
Kendati demikian, Hartani menyebut kejadian ini juga tidak lantas menggeneralisasi perlakuan kepada para pihak keamanan yang berasal dari vendor.
"Security ini kan tenaga outsourching, dia adalah oknum yang kita kembalikan kepada vendor dan infonya PHK sudah dilakukan. Terkait keberlanjutan kasus, sudah kita serahkan ke pihak berwajib," kata dia.
Hartani tidak lupa mengapresiasi kerja cepat pihak Polres Sengkang yang dengan sigap melakukan penanganan terhadap kasus pembobolan mesin ATM Bank Sulselbar di Kabupaten Wajo.
Baca Juga:Uang Nasabah Hilang Tidak Tercatat Dalam Buku Tabungan, Bank Sulselbar: Tidak Akan Diganti
Selanjutnya, sejumlah langkah preventif terhadap kasus ini akan diperketat oleh pihak Bank Sulselbar, seperti penguatan keamanan, peningkatan kondisi fisik ATM dan menambah jumlah perawatan ATM.
Selain itu, juga akan memberlakukan standar pengamanan ATM ideal yang diklaim sudah dilakukan sebelumnya sesuai legulator.
Mulai teknologi ATM, CCTV, ruangan mesin ATM tertutup, termasuk pemantauan dan respons cepat ketika ada transaksi yang mencurigakan.
"Sebagai tindakan preventif lainnya, kita juga akan meminta vendor untuk mengedukasi tenaga pengamanan yang disuplai agar lebih mengawas diri, menjaga diri dari godaan gaya hidup, harta, tahta dan wanita," urainya.