Gas air mata ditembakkan, mahasiswa dipukuli, beberapa orang terluka dan sejumlah dari mereka yang ditangkap digiring keluar kampus.
Hal tersebut menyulut kemarahan lebih luas dari mahasiswa dan masyarakat sipil di Makassar saat itu.
Aksi kemudian dilakukan lagi pada Rabu, 24 April 1996, siang hari. Massa yang turun lebih banyak lagi.
Mahasiswa kemudian menggulingkan sebuah truk sampah di tengah jalan untuk memalang jalan hingga malam hari.
Baca Juga:Bos Kosmetik Berbahaya di Makassar Dituntut 4 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
Hal tersebut lagi-lagi mengundang reaksi dari aparat.
Polisi yang dilengkapi tameng, gas air mata dan tiga panzer diturunkan memukul mundur mahasiswa ke dalam kampus.
Bentrok pun pecah. Gas air mata ditembakkan, tembakan peringatan terdengar. Namun peringatan itu berubah menjadi luka nyata.
Tiga orang mahasiswa ditemukan tewas dengan sejumlah luka di tubuhnya.
Mereka adalah Andi Sultan Iskandar dan Muhammad Tasrif, mahasiswa Fakultas Ekonomi 94 dan Syaiful Bya, mahasiswa Teknik Arsitektur UMI 94.
Baca Juga:Misa Requiem untuk Paus Fransiskus Digelar di Makassar: Uskup Ungkap Warisan Paus Fransiskus
Ketiganya menjadi martir dari perlawanan mahasiswa melawan rezim.