Masalah lain karena lonjakan harga kebutuhan pokok akibat krisis ekonomi, serta pembungkaman kebebasan berpendapat.
Karena tidak mendapat perhatian pemerintah, mahasiswa melakukan aksi lanjutan keesokan harinya.
Mereka demo lagi dan bakar ban di depan kampus UMI. Maksudnya agar mengundang tekanan bagi pemerintah.
Namun, lagi-lagi suara mereka terabaikan. Massa kemudian menghadang Damri yang dipalang di tengah jalan hingga menimbulkan kemacetan.
Baca Juga:Bos Kosmetik Berbahaya di Makassar Dituntut 4 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
Aksi yang digalang di bawah aliansi mahasiswa lintas kampus, termasuk UMI sebagai salah satu motor utama, awalnya berlangsung damai.
Namun, ketegangan meningkat saat massa aksi mencoba bergerak dari kampus ke jalan utama, dan dihadang aparat bersenjata.
Dandim Letkol Art Sabar Yudo dan Kapolrestabes Makassar Kolonel Andi Hasanuddin yang menjabat saat itu mencoba membangun dialog dengan sejumlah tokoh mahasiswa.
Namun, hingga malam hari, tak ada titik temu dari komunikasi tersebut.
Kondisi menegangkan mulai terjadi saat satu truk aparat keamanan dari Garnisun Tetap membuat pertahananan tepat berada di belakang pagar betis kepolisian.
Baca Juga:Misa Requiem untuk Paus Fransiskus Digelar di Makassar: Uskup Ungkap Warisan Paus Fransiskus
Aparat keamanan kemudian memukul mundur mahasiswa dan mengejar mereka ke dalam kampus.