Ribuan Mahasiswa UMI Peringati "Amarah," Kenang 3 Martir Tragedi Berdarah 1996

Bakal menimbulkan kemacetan di sepanjang jalan Urip Sumoharjo Kota Makassar

Muhammad Yunus
Kamis, 24 April 2025 | 10:39 WIB
Ribuan Mahasiswa UMI Peringati "Amarah," Kenang 3 Martir Tragedi Berdarah 1996
Kampus Universitas Muslim Indonesia di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Linkedin UMI]

Namun, ketegangan meningkat saat massa aksi mencoba bergerak dari kampus ke jalan utama, dan dihadang aparat bersenjata.

Dandim Letkol Art Sabar Yudo dan Kapolrestabes Makassar Kolonel Andi Hasanuddin yang menjabat saat itu mencoba membangun dialog dengan sejumlah tokoh mahasiswa.

Namun, hingga malam hari, tak ada titik temu dari komunikasi tersebut.

Kondisi menegangkan mulai terjadi saat satu truk aparat keamanan dari Garnisun Tetap membuat pertahananan tepat berada di belakang pagar betis kepolisian.

Baca Juga:Bos Kosmetik Berbahaya di Makassar Dituntut 4 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar

Aparat keamanan kemudian memukul mundur mahasiswa dan mengejar mereka ke dalam kampus.

Gas air mata ditembakkan, mahasiswa dipukuli, beberapa orang terluka dan sejumlah dari mereka yang ditangkap digiring keluar kampus.

Hal tersebut menyulut kemarahan lebih luas dari mahasiswa dan masyarakat sipil di Makassar saat itu.

Aksi kemudian dilakukan lagi pada Rabu, 24 April 1996, siang hari. Massa yang turun lebih banyak lagi.

Mahasiswa kemudian menggulingkan sebuah truk sampah di tengah jalan untuk memalang jalan hingga malam hari.

Baca Juga:Misa Requiem untuk Paus Fransiskus Digelar di Makassar: Uskup Ungkap Warisan Paus Fransiskus

Hal tersebut lagi-lagi mengundang reaksi dari aparat.

Polisi yang dilengkapi tameng, gas air mata dan tiga panzer diturunkan memukul mundur mahasiswa ke dalam kampus.

Bentrok pun pecah. Gas air mata ditembakkan, tembakan peringatan terdengar. Namun peringatan itu berubah menjadi luka nyata.

Tiga orang mahasiswa ditemukan tewas dengan sejumlah luka di tubuhnya.

Mereka adalah Andi Sultan Iskandar dan Muhammad Tasrif, mahasiswa Fakultas Ekonomi 94 dan Syaiful Bya, mahasiswa Teknik Arsitektur UMI 94.

Ketiganya menjadi martir dari perlawanan mahasiswa melawan rezim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini