SuaraSulsel.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat perdana Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan, Senin, 28 Oktober 2024. Debat yang diselenggarakan di Hotel Four Point Makassar itu membahas soal kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik yang aksesibel, responsif dan berkeadilan.
Kedua Paslon menyoroti sejumlah masalah krusial di Sulsel. Seperti angka kemiskinan, pengangguran, pembangunan berkelanjutan untuk mengurangi emisi karbon dan reformasi birokrasi.
Apa solusi yang mereka tawarkan untuk masalah ini?
1. Kemiskinan
Baca Juga:Sulsel Menanti! Siapa Unggul Debat Perdana Pilgub Sulsel, Andalan Hati atau DIA?
Menurut Danny Pomanto, angka kemiskinan di Sulsel masih cukup tinggi. Pada tahun 2022, jumlah orang miskin masih menyentuh 8,63 persen, kemudian naik di 2023 jadi 8,70 persen.
"Saya agak heran jika dibilang kemiskinan menurun. Parahnya adalah pengangguran juga naik. Akhirnya berdampak kepada kota (Makassar) tapi syukurnya, kota Makassar pengangguran menurun," jelas Danny.
Wali kota Makassar dua periode itu mengatakan penurunan kemiskinan mestinya melibatkan semua lembaga. Bahkan mulai dari RT/RW, kepala desa, dan lurah.
"Semua harus memakai mata dan CCTV untuk melihat kemiskinan di pelosok desa dan kota. Dengan begini Insya Allah kita bisa mengantisipasi kemiskinan," jelasnya.
Sementara, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan masalah kemiskinan bertumpu pada koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota. Selama ini leading sektornya ada di Gubernur sebagai pejabat tertinggi di Pemprov.
Baca Juga:Kepala Samsat Makassar Terancam Penjara 6 Bulan, Ini Respons Pj Gubernur Sulsel
Menurut Sudirman, saat menjabat sebagai Gubernur, ia selalu melakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda untuk wilayah yang miskin ekstrem. Wilayah tersebut kemudian diberi bantuan keuangan.