SuaraSulsel.id - Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Arifan Jaya Syahbana mengatakan masyarakat perlu memiliki pengetahuan terkait gempa bumi untuk menghindari bahaya mematikan dari bencana alam tersebut.
"Jumlah gempa sangat kecil hanya satu persen dari total bencana di Indonesia, meski kejadian hanya satu persen ternyata menyebabkan kematian yang luar biasa," katanya dalam webinar kebencanaan geologi yang dipantau di Jakarta, Kamis 21 Maret 2024.
Dia menjelaskan, selama 20 tahun terakhir gempa bumi yang mengguncang Indonesia telah menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dunia.
Pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1 magnitudo di Aceh menewaskan 227.000 jiwa. Pada 26 Mei 2006, gempa 6,3 magnitudo di Yogyakarta menewaskan 6.200 jiwa.
Kemudian, gempa besar berkekuatan 7,4 magnitudo juga tercatat mengguncang Palu pada 28 September 2018 dan menewaskan 2.113 jiwa. Peristiwa gempa bumi terbaru berkekuatan 5,6 magnitudo berada di Cianjur pada 21 November 2022 dan menewaskan 335 orang.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia mengalami 4.940 kali bencana selama tahun 2023, dengan mayoritas berupa bencana hidrometeorologi basah. Dari total bencana yang mencapai 4.940 kali tersebut, gempa bumi hanya tercatat sebanyak 31 kali.
Indonesia secara geografis berada di wilayah cincin api pasifik yang membuat negara ini menjadi pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Austalia, dan Lempeng Pasifik.
"Kebanyakan bencana alam yang menyebabkan kematian paling besar adalah gempa bumi dan tsunami diikuti erupsi gunung dan bencana-bencana lain dengan porsi yang lebih kecil," kata Arifan.
Dia menyampaikan lebih lanjut bahwa cincin api itu menempatkan Indonesia dikelilingi plat samudera. Plat-plat itu terbentuk karena magma bersifat dinamis yang akhirnya mengalami pergeseran.
Pergeseran itu ada yang relatif mengarah ke utara dan ada yang mengarah utara dan barat, akibatnya terjadi benturan antar pelat.
Benturan antar plat yang secara geologi umumnya akan terbentuk gunung api yang disebut sebagai ring of fire akibat dari pergerakan plat tersebut.
"Indonesia sebagai supermarket bencana alam dalam hal ini adalah gempa bumi, maka sudah sepatutnya kita memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait gempa bumi tersebut," kata Arifan.
Baca Juga:BMKG Imbau Warga Waspada Gempa Bumi Susulan di Kupang