Ritual Annyorong Lopi, Kearifan Lokal Bugis dalam Peluncuran Kapal Pinisi di Pantai Losari Makassar

Tujuan kehadiran kapal-kapal ini adalah untuk mempromosikan Kota Makassar sebagai destinasi wisata

Muhammad Yunus
Selasa, 12 Desember 2023 | 09:32 WIB
Ritual Annyorong Lopi, Kearifan Lokal Bugis dalam Peluncuran Kapal Pinisi di Pantai Losari Makassar
Dinas Pariwisata Kota Makassar menghadirkan dua kapal Pinisi untuk tujuan wisata di Kota Makassar, Senin 11 Desember 2023 [SuaraSulsel.id/Humas Pemkot Makassar]

SuaraSulsel.id - Dinas Pariwisata Kota Makassar menciptakan momen bersejarah dengan menghadirkan dua kapal Pinisi. Tujuan kehadiran kapal-kapal ini adalah untuk mempromosikan Kota Makassar sebagai destinasi wisata utama, terutama dalam bidang wisata bahari.

Acara yang berlangsung di Anjungan Pantai Losari ditandai dengan pelaksanaan Ritual Annyorong Lopi Pinisi untuk Makassar.

"Annyorong Lopi" berasal dari bahasa Bugis, dengan "annyorong" yang berarti "mendorong," dan "lopi" yang berarti "perahu."

Dinas Pariwisata Kota Makassar menghadirkan dua kapal Pinisi untuk tujuan wisata di Kota Makassar, Senin 11 Desember 2023 [SuaraSulsel.id/Humas Pemkot Makassar]
Dinas Pariwisata Kota Makassar menghadirkan dua kapal Pinisi untuk tujuan wisata di Kota Makassar, Senin 11 Desember 2023 [SuaraSulsel.id/Humas Pemkot Makassar]

Ritual ini memiliki makna "mendorong perahu" dan menjadi kesempatan untuk menunjukkan kearifan lokal masyarakat Bulukumba.

Baca Juga:KPU Makassar Akan Rekrut 28 Ribu Anggota KPPS, Begini Cara Daftar

Tujuan utama dari ritual ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas penyelesaian pembuatan perahu Pinisi.

Rangkaian upacara Annyorong Lopi terdiri dari empat tahap. Tahap pertama melibatkan penyembelihan hewan kurban, biasanya kerbau, yang dilakukan satu hari sebelum perahu diluncurkan.

Tahap kedua adalah upacara appasili, yang dilaksanakan di pagi hari untuk mencegah dan menolak mara bahaya dengan rangkaian songka bala.

Tahap ketiga melibatkan pembuatan Ammarosi (pusat perahu) pada malam hari, sedangkan tahap terakhir adalah peluncuran perahu ke laut bersama-sama.

Prosesi upacara melibatkan berbagai pihak, termasuk panrita lopi (pembuat perahu), sanro (dukun), tokoh masyarakat, dan masyarakat. Ritual merupakan bagian dari warisan budaya Bugis, mencerminkan nilai budaya dan religi yang kuat.

Baca Juga:Upacara Hari Korban 40.000 Jiwa di Kota Makassar

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, turut hadir dalam ritual tersebut, memberi nama kapal-kapal tersebut "Adama" dan "Tungguma."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini