SuaraSulsel.id - Ratusan ribu warga di Makassar tidak menikmati air bersih. Pemerintah kota sudah menerapkan status tanggap darurat karena kekeringan ekstrim.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Kota Makassar, ada delapan kecamatan yang mengalami krisis air. Dari jumlah itu, terdapat sekitar 31.551 kk atau sekitar 104.219 jiwa orang yang merasakan dampaknya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan dari 15 kecamatan di Makassar, ada delapan wilayah yang paling butuh air saat.
Yakni kecamatan Makassar, Biringkanaya, Ujung Tanah, Bontoala, Tallo, Panakukang, Tamalanrea, dan Tamalate.
Baca Juga:Wartawan Media Online di Makassar Ditangkap, Diduga Perkosa Anak Kandung
Saat ini pihaknya sudah menyalurkan 5,6 juta liter air ke masyarakat. Pemkot juga telah mengalokasikan biaya tak terduga atau BTT sebesar Rp800 juta untuk distribusi air ke rumah-rumah warga.
"Anggaran tambahan untuk mengatasi kekeringan dialokasikan dari BTT sekitar Rp800 juta. Itu untuk distribusi air ke rumah-rumah warga," ujar Hendra, Rabu, 18 Oktober 2023.
Sebelumnya, Pemkot juga sudah mengalokasikan anggaran sekitar Rp12 miliar untuk pengadaan sumur bor di 11 titik. Langkah ini diambil sebagai upaya jangka panjang dalam mengatasi kekeringan ke depan.
"Pengerjaannya dari dinas PU ditarget selesai sampai akhir tahun," ucapnya.
Ia mengaku dari hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, kemarau di kota Makassar akan berlangsung sampai bulan November. Sehingga, Pemkot kini memperpanjang status tanggap darurat karena kekeringan.
Baca Juga:Cuaca Panas Ekstrem Indonesia Sampai Kapan? Musim Hujan Mungkin Mundur Tahun Depan
"Kami sudah minta arahan dari BMKG dan diperkirakan dampak el nino sampai 2024. Untuk wilayah Makassar kemungkinan ada hujan di bulan November," ungkapnya.
Sementara, Wali kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengungkap sudah menginstruksikan penambahan mobil pemadam kebakaran (damkar) yang lebih canggih.
Penambahan mobil damkar sangat dibutuhkan karena selain bisa dipergunakan untuk operasi penanggulangan kebakaran, juga untuk pendistribusian air bersih.
"Mobil di Damkar sekarang 52 unit. Itupun dibeli pada tahun 2016 lalu. Beli lagi sekitar 29 unit yang paling baru dan modern karena kita sangat membutuhkan," kata Danny, sapaannya.
Danny jPomanto juga meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mempercepat pengerjaan sumur bor dalam. Menurutnya itu bisa menjadi sumber air saat kekeringan terjadi.
"Waktu yang tepat untuk mencari sumber air dalam untuk sumur bor adalah musim kemarau seperti saat ini. Jadi, jangan dicari saat musim hujan," jelasnya.
Tahun ini, sebanyak 12 sumur bor direncanakan untuk dibangun. Namun ada satu yang gagal tender sehingga harus dilelang ulang.
PDAM Makassar juga diminta untuk mencari sumber-sumber air baku yang baru. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan warga di Utara dan Timur Kota Makassar.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing