SuaraSulsel.id - Penyerangan di Mapolres Jeneponto diduga dilakukan oleh oknum TNI. Penyerangan itu diketahui terjadi Kamis (27/04/2023) dini hari, tepatnya pukul 01.45 Wita.
Diduga pula, penyerangan itu dilakukan sekitar 100 orang oknum TNI dengan cara melempari ruangan Si Porpam Polres Jeneponto menggunakan batu dan bom molotov.
Dari pernyataan yang diterima, musala di wilayah tersebut juga ikut diserang pakai batu. Beberapa kali terdengar suara tembakan dari para pelaku penyerangan.
Pukul 02.00 Wita, terdapat korban tembakan. Korban mengalami luka di bagian perut.
Baca Juga:Kondisi Terkini Mapolres Jeneponto Usai Diserang Ratusan Orang Tak Dikenal
Personil Polres Jeneponto mengevakuasi korban sambil berusaha menghalau serangan dengan mengeluarkan tembakan peringatan. Mereka berhasil mendesak mundur para pelaku penyerang.
Lalu, personil Polres Jeneponto berusaha memadamkan api. Di jam 03.00 Wita, Kasrem 141/Tp Kolonel Inf Muhammad Arif Suryandaru bersama Dandim 1425/Jp tiba di Mapolres.
Ia menemui Kapolres Jeneponto AKBP Andi Erma Suryono dan langsung memeriksa lokasi kejadian. Pada jam 03.20 Wita, personil uni identifikasi melakukan pemeriksaan kemudian memasang police line di ruang Si Propam. Pengamanan barang bukti berupa bom molotov juga mereka lakukan.
Kerugian materil yang dialami ialah, rusaknya pintu dan kaca jendela ruang Si Propam, ruang SKCK Sat Intelkam, ruang identifikasi Sat Reskrim, dan musola.
Lalu, 1 unit mobil Avanza berkelir putih serta 1 gawai merek iPhone mengalami kerusakan.
Baca Juga:Mapolres Jeneponto Diserang Ratusan Orang Diduga Oknum TNI, Satu Polisi Kena Tembak Di Perut
Dari edaran surat yang diterima melalui aplikasi pesan instan, ampai saat ini situasi masih dalam keadaan kondusif. Personil juga tetap dilokasi untuk memonitor perkembangan.
Analisa pun dilakukan. Diduga penyerangan berkaitan dengan insiden kesalahpahaman antara oknum TNI dengan personil Polres Jeneponto.
Lantaran di hari sebelumnnya, Rabu (26/04/2023) sekitar pukul 11.20 Wita, di Mako Polres Jeneponto telah dilakukan giat mediasi terkait perselisihan TNI-Polri di wilayah tersebut.
Mediasi itu dipimpin Wakapolda Sulsel, Brigjen Pol Chuzaini Patoppoi. Namun, belum ada kesepakatan damai secara tertulis.
Langkah-langkah intelijen kabarnya juga dilakukan. Seperti melakukan pulbaket sehubungan dengan peristiwa penyerangan serta melaporkan kepada KA. Lalu, melakukan matbar pasca kejadian.
Koordinasi dengan Subden Pom Takalar terkait adanya peristiwa penyerangan juga mereka lakukan. TUjuannya, agar lebih meningkatkan Simpammako. Baik di Polres maupun di jajaran Polsek guna mengantisipasi adanya aksi serangan susulan.