SuaraSulsel.id - Jaringan listrik dari Dusun Sanallo, Negeri Sirisori Islam menuju Negeri Ullath dan Ouw, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku terputus akibat terjadi longsor susulan.
"Beruntungnya peristiwa ini terjadi pada Selasa (12/7) malam, sekitar pukul 20.00 WIT disaat tidak ada warga yang melintas sehingga tidak ada korban jiwa maupun material. Namun tiga tiang listrik milik PLN roboh," kata Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ipda Moyo Utomo di Ambon, Rabu 13 Juli 2022.
Dia mengatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Pulau Saparua menyebabkan tanah longsor susulan di Negeri Sirisori Islam, Kecamatan Saparua Timur sehingga akses jalan utama menuju Negeri Ullath dan Ouw sempat tertutup.
Lokasi longsoran susulan ini di Dusun Sanallo, Negeri Sirisori Islam menuju Negeri Ullath dan Ouw di bagian ujung timur Pulau Saparua.
Baca Juga:Longsor Susulan di Maluku Tengah Bikin Dusun di Sana Gelap Gulita karena Listri Mati Mendadak
Bhabinkamtibmas Negeri Sirisori Islam, Bripka Willy Dozen, mengimbau warga untuk tidak mendekati lokasi longsor karena berbahaya dan mengantisipasi longsor susulan mengingat hujan yang masih terus mengguyur.
"Petugas PLN PLN Ranting Saparua juga telah dikoordinasikan untuk memutuskan sementara jaringan listrik di sekitar lokasi bencana," ucap Moyo Utomo.
Warga sekitar Dusun Sanallo, Negeri Sirisori Islam hingga Negeri Ullath dan Ouw untuk sementara mengalami pemadaman listrik sambil menunggu penanganan material longsoran dan perbaikan tiang listrik yang roboh.
Satu Warga Meninggal Dunia
Seorang warga Dusun Talital, Negeri Tiouw, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, ditemukan tidak bernyawa setelah terpeleset ke dalam air dan terseret banjir, pada Senin (11/7).
Baca Juga:Tanah Longsor di Lamongan, Dua Rumah Lenyap
"Korban bernama Ny. Johana M. Putuhena (56) yang terjatuh ke dalam sungai saat bersama suaminya Roberth Sopia (57) hendak melihat tanaman mereka di kebun," kata Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, Ipda Moyo Utomo di Ambon, Rabu.
Awalnya pihak keluarga sudah mengingat korban agar tidak keluar rumah karena hujan lebat yang terus mengguyur, namun korban tetap bersikeras pergi ke kebun mereka sehingga ditemani suaminya.
Menurut dia, pada saat perjalanan menuju ke kebun dan melewati sungai, Korban terpeleset dan terjatuh, kemudian sempat ada upaya pertolongan dari suaminya namun karena aliran sungai yang deras ditambah curah hujan yang tinggi hingga Korban terbawa arus aliran sungai.
Suami korban langsung mencari bantuan warga sekitar bersama anggota Polsek Saparua serta Babinsa Negeri Tiow untuk melakukan upaya pencarian dan pertolongan.
"Saat ditemukan, korban sudah tidak bernyawa setelah terbawa banjir kemudian tersangkut di atas batu di belakang SMP Negeri 13 Negeri Porto," kata Moyo Utomo.
Dari hasil pemeriksaan medis, pada tubuh korban terdapat luka sobek akibat benturan pada bagian pelipis sepanjang 10 Cm.
Keluarga korban menolak untuk diautopsi dan polisi meminta pihak keluarga membuat surat keterangan menolak autopsi. (Antara)