Kisah Warga AS Ditangkap dan Dipukuli Tentara Rusia di Ukraina

Alexandrov pindah ke Ukraina untuk menemani istrinya dan bekerja sebagai tenaga penjual daring

Muhammad Yunus
Jum'at, 13 Mei 2022 | 05:10 WIB
Kisah Warga AS Ditangkap dan Dipukuli Tentara Rusia di Ukraina
Bryan Stern (kiri), salah satu pendiri Project Dynamo, berpose dengan seorang pria tak dikenal di luar Kedubes Amerika Serikat di Kiev, Ukraina, dalam foto tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 24 Februari 2022. Project Dynamo/HO via REUTERS/as

SuaraSulsel.id - Kirillo Alexandrov menyeberangi perbatasan Polandia pada Rabu (11/5) dini hari. Dia bertemu kembali dengan ibunya, yang sebelumnya mengontak Project Dynamo. Agar organisasi nirlaba di Florida itu membantu menyelamatkan puteranya.

"Ketika kami melintasi perbatasan Polandia, ribuan pon batu besar seakan lepas dari pundak saya," kata pria 27 tahun itu kepada Reuters.

Dia menggambarkan momen ketika melihat ibunya yang penuh air mata itu sebagai "manis tapi pahit".

Alexandrov, bersama istrinya dan ibu mertuanya yang berasal dari Ukraina, adalah sebagian dari 600 lebih warga sipil yang dibebaskan dalam misi penyelamatan sejak Februari, menurut Project Dynamo.

Baca Juga:Badan Energi Internasional dan AS Janji Lepas 240 Juta Barel Cadangan Minyak Imbas Pembatasan Rusia

Proyek itu awalnya dibentuk untuk menyelamatkan warga Amerika dan lainnya dari Afghanistan tahun lalu.

Alexandrov, kelahiran Michigan yang pindah ke Ukraina, ditangkap bersama istri dan ibu mertuanya pada akhir Maret di luar kota Kherson setelah wilayah itu diduduki tentara Rusia, kata Project Dynamo.

Menurut salah satu pendiri Project Dynamo Bryan Stern, Alexandrov menghadapi 11 dakwaan terkait aksi mata-mata untuk pemerintah AS. Stern menyebut tuntutan itu dibuat-buat.

Dia mengatakan Alexandrov pindah ke Ukraina untuk menemani istrinya dan bekerja sebagai tenaga penjual daring.

"Awalnya saya ditangkap di rumah," kata Alexandrov.

Baca Juga:Rubel Rusia Jadi Mata Uang Terbaik Awal 2022, Menguat Dekati Level Tahun 2020

"Mereka masuk, membawa saya ke luar, memborgol saya, memukul saya, mendorong saya ke lantai, merebut ponsel saya, menginterogasi dan memukul saya lagi. Lalu pura-pura mengeksekusi, memukul saya lagi, memasukkan saya ke sel, dan mengambil dokumen saya."

Reuters tak bisa memverifikasi pengakuan Alexandrov secara independen.

"Apa yang dialami keluarga saya benar-benar kejahatan perang," kata dia dalam wawancara.

Kementerian pertahanan dan luar negeri Rusia tidak membalas surel yang meminta komentar. Rusia sebelumnya membantah pihaknya menarget warga sipil dan menolak tuduhan melakukan kejahatan perang.

Project Dynamo, yang dibentuk oleh sekelompok veteran militer AS, pernah jadi sorotan pada September 2021 ketika mereka mengevakuasi lebih dari 100 warga Amerika dengan pesawat sewaan dari Afghanistan lewat Uni Emirat Arab.

Stern mengatakan kelompok itu telah melakukan perundingan untuk membebaskan Alexandrov, meskipun pada saat yang sama menghadapi "pilihan sulit" untuk membawanya lewat darat, laut, atau udara.

Dia mengatakan dalam pernyataan pada Selasa (10/5) bahwa jalur darat akhirnya dipilih. Demi keamanan, dia menolak memberikan perincian tentang bagaimana persisnya penyelamatan dilakukan.

Project Dynamo mengatakan pihaknya tengah membantu warga lain dalam situasi seperti yang dialami Alexandrov.

"Banyak hal yang mesti dikerjakan, kami menelusuri sejumlah kasus warga Amerika lain yang terjebak di belakang garis musuh," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini