SuaraSulsel.id - Sengkarut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan dokter Terawan berbuntut panjang. Universitas Hasanuddin (Unhas) diharap menjadi penengah diantara keduanya.
Sebelumnya, usulan ini datang dari Anggota Komisi IX DPR RI Aliyah Mustika Ilham. Legislator Demokrat itu meminta masalah ini tak dibuat gaduh.
Ia meminta IDI bisa duduk bersama dengan Unhas membahas hal tersebut. Apalagi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang menyebut Unhas mendapat tekanan untuk meloloskan disertasi Terawan terkait cuci otak.
"Sebaiknya duduk bersama. Panggil (pihak Unhas)," kata Aliyah.
Aliyah meminta agar semua pihak tak saling menyalahkan di publik. Cara pembuktiannya adalah IDI harus berkomunikasi dengan Unhas sebagai promotor dokter Terawan tahun 2016 silam.
MKEK IDI sendiri sebelumnya menduga ada tekanan yang diterima para pembimbing Terawan di Unhas terkait kelulusan disertasi soal metode cuci otak.
Hal itu disampaikan anggota MKEK, Rianto Setiabudy. Kata Ryan, para pembimbing Terawan di Unhas sebenarnya tahu ada kekurangan dari terapi cuci otak tersebut.
Hanya saja mereka mendapat tekanan dari pihak eksternal. Makanya disertasi Terawan bisa lolos sebagai doktor S3 di Unhas.
Usulan DPR RI disambut baik oleh Unhas. Kepala Subdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Unhas, Ishaq Rahman mengatakan pihaknya juga ingin ada solusi dari masalah ini.
"Kita tentu menyambut baik usulan dari ibu Aliyah, anggota DPR RI. Kita berharap segera ada solusi terbaik," ujarnya.
Ishaq mengatakan mayoritas dosen di Fakultas Kedokteran Unhas juga anggota IDI. Mereka bisa menjembatani menyelesaikan masalah tersebut.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing