Ratusan Ksatria Sumba Datang Menunggang Kuda Perang, Festival Pasola Kembali Digelar

Festival Pasola tahun ini kembali dihelat setelah sempat terhenti karena COVID-19

Muhammad Yunus
Minggu, 27 Februari 2022 | 15:40 WIB
Ratusan Ksatria Sumba Datang Menunggang Kuda Perang, Festival Pasola Kembali Digelar
Festival Pasola tahun 2022 kembali dihelat setelah sempat terhenti karena COVID-19 [SuaraSulsel.id/KSP]

SuaraSulsel.id - Festival Pasola kembali digelar. Ratusan ksatria Sumba datang menunggang kuda perang dengan lembing kayu di tangan. Festival Pasola tahun ini kembali dihelat setelah sempat terhenti karena COVID-19.

Tahun ini pesta yang bukan sekadar meriah tapi juga membawa semangat perjuangan itu, dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko. “Budaya jangan diusik atas nama apapun,” pesan Moeldoko saat membakar semangat para ksatria Sumba yang disambut dengan pekik perang, Jumat 25 Februari 2022.

Di hadapan para tokoh adat dan ratusan ksatria berkuda, Panglima TNI 2013-2015 itu juga menyampaikan salam dan apresiasi Presiden Joko Widodo untuk masyarakat adat Sumba Barat Daya.

“Bapak Presiden Joko Widodo menitipkan salam untuk semua masyarakat adat di sini (Sumba Barat Daya). Beliau berpesan tradisi budaya seperti Pasola harus dijaga dan dipertahankan," tegasnya.

Baca Juga:Ajak Masyarakat Sumba Timur Turunkan Stunting, Moeldoko: Presiden Concern dengan Stunting

Dalam kesempatan itu, Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko memberikan hadiah patung kuda dari ukiran kayu kepada Rato Adat (sebutan untuk pemimpin tokoh Adat di Sumba). "Patung kuda ini menjadi simbol kegagahan ksatria pulau Sumba," tegasnya.

Festival Pasola di kabupaten Sumba Barat Daya, dipusatkan di Rara Winyo Desa Ate Ndalo kecamatan Kodi. Sebelum masa pandemi, atraksi budaya tradisional ini, selalu menjadi agenda para wisatawan dunia.

Festival Pasola adalah tradisi perang masyarakat adat dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan lembing kayu yang tumpul. Pasola merupakan puncak dari rangkaian tradisi Nate atau Nyale, yakni perwujudan pemujaan dan persembahan masyarakat tradisional aliran kepercayaan Marapu (agama asli masyarakat Sumba).

Pasola juga wujud syukur atas hasil panen. Karena itu, setiap tradisi ini digelar masyarakat berbondong-bondong mudik ke kampung adatnya, dengan membawa beragam hasil panen terbaik dan terbaru, untuk dijadikan sarana doa.

Desa adat di Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur masih terjaga dengan baik [SuaraSulsel.id/KSP]
Desa adat di Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur masih terjaga dengan baik [SuaraSulsel.id/KSP]

Pemerintah Sangat Komitmen Soal Pelestarian Desa Adat

Baca Juga:Bunuh Lansia dan Lukai Ibu Hamil, Diduga ODGJ Tewas Dimassa

Desa adat di Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur masih terjaga dengan baik. Di kabupaten yang berpenduduk 400 ribu jiwa lebih ini, terdapat lima kampung adat yang masih mempertahankan tradisi dan budayanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini