SuaraSulsel.id - Koordinator KOMDA KIPI Sulsel Martira Maddeppungeng mengaku belum menerima laporan soal Siswa SMAN 2 Bulukumba dilarikan ke rumah sakit usai vaksinasi. Martira meminta Pemda bisa memperhatikan hal seperti ini.
Kata Martira, vaksin bertujuan untuk melindungi masyarakat. Bukan tambah bikin sakit.
Olehnya, vaksinator sudah dilatih khusus. Mereka yang menentukan apakah orang ini layak disuntik atau tidak. Semua orang yang hendak divaksin juga harus melewati skrining.
Kata Martira, vaksinator tidak boleh memaksakan orang yang tidak layak untuk divaksin. Apalagi jika memiliki penyakit tertentu.
Baca Juga:Dinas Kesehatan Kota Kendari: 2.583 Dosis Vaksin COVID-19 Kedaluwarsa
"Ada hal yang mungkin perlu kita tahu, bahwa ada memang target. Tapi target bukan segalanya. Target dicapai demi melindungi komunitasnya. Akan tetapi skrining juga untuk layak divaksin tetap harus dilaksanakan," ujar Martira, Kamis 6 Januari 2022.
Sebelumnya, Frienzy Sugita, siswa Kelas III SMAN 2 Bulukumba terpaksa harus berbaring lemah di rumah sakit. Ia mengalami sejumlah gejala usai disuntik vaksin Covid-19.
Frienzy diketahui punya penyakit auto imun. Sejak kecil, ia sudah mengidap lupus.
Ayah Frienzy, Hasan mengaku sejak hari Senin, 3 Januari 2022 lalu, anaknya tidak diperkenankan mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Sebab, dia belum divaksin.
"Aplikasi peduli lindunginya merah karena belum vaksin. Pihak sekolah tidak izinkan belajar tatap muka walau saya sudah memohon," ujar Hasan, Kamis, 6 Desember 2021.
Baca Juga:Joki Vaksinasi Terbongkar, Ganjar Beri Peringatan: Kita Itu Mau Melindungi
Awalnya, Hasan mengaku khawatir vaksin tidak cocok dengan kondisi kesehatan anaknya. Apalagi Frienzy selama ini menjalani kemoterapi, biopsi ginjal, pemeriksaan kulit dan mata.