Anak Muda Sulawesi Tenggara Ekspor 18 Ton Kacang Mete ke Vietnam

Pemuda asal Sulawesi Tenggara, Steven Stenly

Muhammad Yunus
Senin, 03 Januari 2022 | 07:20 WIB
Anak Muda Sulawesi Tenggara Ekspor 18 Ton Kacang Mete ke Vietnam
Pemuda asal Sulawesi Tenggara, Steven Stenly, pendiri CV Best Farmer Indonesia, mengekspor biji kacang mete sebanyak 18 ton ke negara Vietnam [Telisik.id]

SuaraSulsel.id - Pemuda asal Sulawesi Tenggara, Steven Stenly, pendiri CV Best Farmer Indonesia, mengekspor biji kacang mete sebanyak 18 ton ke negara Vietnam.

Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, pria kelahiran tahun 1994 tersebut berhasil membuktikan pada dunia. Bahwa anak muda Sultra juga mampu menjadi eksportir.

Meskipun perusahaannya masih baru dan masih tergolong pemula, sosok yang dikenal sebagai YouTuber ini membuktikan. Bahwa dirinya mampu berjuang dengan memanfaatkan peluang pasar yang ada khususnya pasar kacang mete.

"Tiga bulan saya fokus di ekspor ini, selama merintis banyak sekali rintangan dan masalah yang dihadapi. Tetapi saya yakin ini pasti berhasil. Saya sudah keliling Sultra untuk mencari produk unggulan dan akhirnya memutuskan ekspor kacang mete gelondongan," katanya, Minggu (2/1/2022).

Baca Juga:Pengusaha: Larangan Ekspor Batu Bara Bisa Sebabkan Sengketa

Steven menyebut, 18 ton kacang mete yang diekspor ke Vietnam berasal dari petani jambu mete di beberapa kabupaten di Sultra, seperti Konawe Kepulauan, Buton, dan Kabupaten Muna.

Steven juga mengatakan, kacang mete merupakan produk unggulan di Sultra. Meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan lainnya seperti kelapa dan turunannya, namun menurutnya, kacang mete Sultra jauh lebih baik kualitasnya dibanding daerah lain di Indonesia seperti di NTB. Apalagi Sultra merupakan penghasil kacang mete terbaik di dunia.

"Tiga bulan terakhir ini saya fokus mencari pasar kacang mete di luar negeri," ucapnya.

Lebih lanjut, kata dia, pasar kacang mete di luar negeri sangat bagus, banyak permintaan kacang mete dari India dan Vietnam.

Apalagi saat ini pembeli asal India sudah ada di Kendari. Siap membeli hasil perkebunan kacang mete Sultra.

Baca Juga:Kadin Indonesia Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Larangan Ekspor Batu Bara

Selain itu, untuk satu kontainer kacang mete, dirinya melibatkan banyak petani, dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.

Pasalnya, Pemda di Sultra terus mendorong lahirnya generasi muda, yakni anak-anak milenial untuk lebih memperhatikan sektor pertanian, terutama komoditas perkebunan.

"Saya targetkan di tahun 2022, saya bisa tembus pasar China, dengan mengeskpor 50 kontiner dalam setahun," ungkapnya.

Steven berharap, ekspor di akhir tahun 2021 mampu memberi semangat bagi anak muda di Sultra. Juga menjadi contoh yang baik, sehingga anak muda di Sultra bisa membuktikan bahwa mereka pun mampu menembus pasar internasional.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) menggelar kegiatan gebyar ekspor serentak dilaksanakan melalui 33 pintu ekspor secara hybrid yang dipusatkan di Terminal Peti Kemas-Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar pada Kamis (30/12/ 2021).

Dalam menyukseskan Gebyar Ekspor, Karantina Pertanian Kendari bersama Gubernur Ali Mazi dan Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol. Drs. Teguh Pristiwanto, melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian sebanyak 18 ton milik CV Best Farmer Indonesia yang merupakan perusahaan asal Sultra, dengan nilai barang mencapai Rp 333.685.000 melalui pelabuhan Peti Kemas New Port Kendari.

Jumlah ini melengkapi jumlah ekspor secara nasional yang dilepas secara bersamaan di 34 pintu pengeluaran sebesar Rp 14,4 triliun.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari, N. Prayatno Ginting mengatakan, dari sistem pencatatan informasi perkarantinaan Iqfast komoditas pertanian yang telah diekspor Sulawesi Tenggara tahun 2021 baik hewan maupun tumbuhan, mencapai Rp 4,9 miliar.

“Adapun komoditas pertanian yang diekspor hari ini biji mete dengan negara tujuan Vietnam sebanyak 18 ton. Menutup tahun 2021 ini, kendari mengeskpor biji mete dan di awal tahun 2022 juga dibuka dengan ekpor biji mete,” katanya.

Hal ini tentu saja memberikan dampak positif terhadap perekonomian Sultra di tengah pandemi COVID-19, serta selaras dengan program unggulan Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).

Gebyar Ekspor ini menjadi salah satu momentum penting dalam mensinergikan seluruh peran stakeholder, terutama dengan pihak Kepolisian RI sehingga tercipta keamanan dalam melaksanakan pengawasan produk pertanian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini