Korban lainnya, yakni Seleng mendapat suntikan vaksin pada Kamis, 23 Desember 2021. Sejak saat itu, kondisi kesehatannya terus menurun.
Hingga pada Sabtu, 25 Desember 2021, Seleng menghembuskan nafas terakhir. Sebelumnya, ia dilaporkan memiliki riwayat gejala stroke dan asma.
Awalnya, pihak keluarga sudah melarang Seleng untuk divaksin karena komorbid, tapi ia kukuh.
Dari screening tim medis, semua hasilnya baik. Walaupun pada awalnya tekanan darahnya cukup tinggi.
Baca Juga:67 Persen Populasi Uni Eropa Telah Divaksin Covid-19
Namun kembali normal setelah diminta istrahat. Seleng kemudian meminta untuk kembali divaksin.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Bone, Yusuf Tolo mengaku sudah mendapat laporan soal kedua korban tersebut. Namun, ia tak sepakat jika disebut penyebabnya karena vaksin.
Kata Yusuf, pihaknya sudah menjalankan vaksinasi sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada. Termasuk untuk korban Seleng, tim medis sebelumnya sudah melarang.
"Setiap pelaksanaan vaksinasi dilakukan screening. Hanya yang memenuhi syarat saja saat itu yang divaksin. Kalau tidak memenuhi syarat, mana mungkin kita berani," ujar Yusuf.
Ia mengatakan, sebelum divaksin, masyarakat harus melalui tracking dan wajib memenuhi syarat terlebih dahulu. Misal, tekanan darah normal, atau apakah memiliki penyakit penyerta. Sementara, bagi perempuan, tidak boleh hamil.
Baca Juga:Ratusan Tenaga Medis Israel Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin Covid-19 Dosis Keempat
"Jadi kita tidak boleh menyimpulkan peristiwa itu karena vaksin. Harus tabayun dulu karena peristiwa-peristiwa setelah vaksin ini pasti ada anomali. Anomali itu begini, kalau peristiwanya mayoritas, itu berarti sebuah sistem yang harus diwaspadai," ucapnya.