SuaraSulsel.id - Puluhan warga di Pulau Barrang Caddi protes. Mereka mengaku sudah tiga bulan tidak bisa menikmati aliran listrik. Sehingga harus memanfaatkan lilin sebagai penerangan.
Ternyata alasannya karena genset yang dihibahkan oleh Pemkot Makassar rusak. Hal tersebut dikatakan Camat Sangkarrang, Akbar Yusuf.
Akbar mengatakan dua unit genset yang ada di Pulau Barrang Caddi rusak. Sehingga masyarakat di sana tidak memiliki penerangan sama sekali.
Genset itu dikelola oleh masyarakat di pulau tersebut. Mereka sempat memanggil teknisi beberapa bulan untuk memperbaiki. Alatnya juga didatangkan dari Jawa tapi ternyata tetap rusak.
Baca Juga:Perusahaan Asal Jepang Temui Andi Sudirman, Tertarik Bangun PLTS di Selayar
"Ada dua itu rusak semua. Sudah tiga bulan rusak, jadi pas saya masuk saya minta pengelolanya harus diperbaiki," kata Akbar saat dikonfirmasi, Selasa, 16 November 2021.
Ia mengatakan yang wajib bertanggung jawab sebenarnya adalah pengelola genset tersebut. Apalagi masyarakat sekitar membayar tarif setiap bulan.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar sudah diminta untuk turun langsung mengecek kondisi genset tersebut siang tadi. Kata Akbar, ada kerusakan alat yang harus diganti dengan yang baru.
"Pengelolanya kesulitan untuk memperbaiki. Untung ada teknisi dari PU datang lihat dan bantu. Masyarakat juga yang kelola tapi mereka lalai," tambahnya.
Ia berharap agar PLN bisa memfasilitasi listrik ke Pulau Barrang Caddi. Sebab selama ini salah satu keluhan warga pulau hanya masalah penerangan.
Baca Juga:Best 5 Oto: Daftar 27 + 5 Mobil Test Drive GIIAS 2021, Tips Geber Yamaha R15 di Sirkuit
Jaga Lilin Tapi Tidak Kaya Raya
Sebelumnya puluhan warga Barrang Caddi melakukan aksi protes dengan membentangkan spanduk berisi tulisan menohok untuk pemerintah kota Makassar. Mereka menuliskan "Barrang Caddi Darurat Listrik".
Mereka mengaku sudah bosan hidup dalam kegelapan. Selama ini mereka hanya mengandalkan lilin sebagai penerangan.
"Berbulan-bulan jaga lilin tapi tidak kaya-kaya. Kami butuh sila ke lima (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tulis warga di spanduk tersebut.
Tulisan jaga lilin tapi tidak kaya raya ternyata sindiran kepada pemerintah. Bukan aksi pesugihan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing