“Kami juga telah mengintegrasikan ke dalam rencana anggaran sejak 2018, pada dokumen pembangunan jangka menengah dan mengalokasikan anggaran hingga 2024,” tambahnya.
“Pemerintah Sulsel telah mencapai target sebesar 95,7 persen dari target nasional hingga 2025 terkait energi terbarukan,” ungkapnya.
“Energi terbarukan meliputi dan tidak terbatas pada fasilitasi tenaga angin, mikrohidro, solar cell dan lain sebagainya. Pencapaian kita 22 persen dalam tahun 2021 dibanding target 23 persen nasional,” ucapnya.
Ada tiga fasilitas yang disebutkan yaitu pembangkit listrik tenaga angin di Sidrap yang berdaya 75 MW, pembangkit mikro hidro Bakaru Pinrang berkapasitas 400 MW serta pembangkit listrik tenaga angin di Jeneponto berdaya 72 MW.
Baca Juga:KTT COP26, Boris Johnson Tertangkap Kamera Tak Pakai Masker di Samping Sekjen PBB
Selain itu, disebutkan pula kondisi Sulawesi Selatan yang terdiri dari 300-an pulau dan perlu pasokan energi. Inisiatif lainnya adalah kerjasama dengan PLN untuk pengoperasian mobil listrik.
Diterangkan, kegiatan reduksi dan mitigasi berdasarkan kegiatan sudah mencapai 704 kegiatan, reduksi potensial dari gas emisi rumah kaca mencapai 1,135 juta ton/Co2eq serta intensitas emisi 7,05 ton CO2eq/juta rupiah.
Andi Sudirman juga bercerita tentang pembangunan rendah dan apresiasi yang diperoleh seperti sebagai Provinsi Terbaik dalam pelaporan pembangunan rendah karbon, pelibatan kabupaten/kota hingga pengarusutamaan pembangunan rendah karbon dalam dokumen perencanaan.
Terkait Felicity, Andi Sudirman melaporkan saat ini sedang ada penguatan kelembagaan untuk sistem BRT dan akan diusulkan ke Bappenas sampai Juni 2022.
“Kami juga membantu dalam penyelesaian dan penyediaan informasi terkait kota dan kabupaten terkait studi kelayakan dan fasilitasi penyiapan atau registrasi greenbook untuk disampaikan ke Bappenas,” tambahnya.
Baca Juga:Best 5 Oto: Apresiasi Ratu Maxima, Presiden Joko Widodo di KTT COP26 Glasgow, Gojek-Gogoro
Sementara itu, Wali Kota Danny Pomanto membagikan informasi terkait situasi Kota Makassar kepada mitra pembangunan tersebut, di antaranya tentang kependudukan, luas kota Makassar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, hingga pendapatan perkapita.