SuaraSulsel.id - Atlet senam Muthia Nur Cahya, peraih medali emas pada Pekan Olahraga (PON) XX di Papua 2021 mengaku sempat mendaftar sebagai calon Polisi Wanita atau Polwan. Namun perempuan kelahiran 2002 tersebut gagal.
"Tahun 2020 lalu sempat mendaftar, tapi gugur karena kurang tinggi sedikit," kata Muthia Nur Cahya saat ditemui di Gelanggang Olahraga Istora Papua Bangkit, Stadion Lukas Enembe Senin (4/10/2021).
Muthia mendaftar sebagai Polwan di tahun 2020 atau setelah menyelesaikan pendidikan SMA dengan berbagai prestasi pada Cabang Olahraga Senam. Sekaligus memasukan rekomendasi tersebut.
"Ada rekomendasi Asian Games 2018, Asean School Games (ASG) 2017. Kalau Nasional ada pra PON 2019," katanya.
Baca Juga:Tuan Rumah Raih 32 Emas, Sejarah Tercipta di PON Papua
Dirinya pun menyebutkan jika pada Asean School Games (ASG) 2017 di Singapura dia mampu meraih medali.
"ASG satu medali Emas dan satu perunggu. Kalau Pra PON satu perak," ucapnya.
Gagal menjadi Polwan, Muthia lebih memilih melanjutkan pendidikan dengan mendaftar di Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan mengambil program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
"Baru mahasiswa baru di UNM tahun 2021 ini," lanjutnya.
Dengan prestasinya, Muthia memgaku masih memiliki cita-cita menjadi Polwan. Walau saat ini Pemerintah Provinsi Sulsel menjanjikan bagi peraih medali emas sebagai Pegawai Negeri Sipil (ASN).
Baca Juga:Atlet Panjat Tebing Bali Terima Medali Emas meski Penyintas COVID-19
"Kan (Pemerintah Provinsi) janjikan PNS, tapi masih ada (Keinginan jadi Polwan)," harapnya.