5 Sosok Perempuan Ini Disebut Srikandi Nuklir Indonesia

Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia merilis sejumlah nama peneliti nuklir

Muhammad Yunus
Jum'at, 23 Juli 2021 | 15:41 WIB
5 Sosok Perempuan Ini Disebut Srikandi Nuklir Indonesia
Inovasi Teknologi Nuklir di BATAN (Suara.com/Wivy)

SuaraSulsel.id - Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia atau HIMNI merilis sejumlah nama peneliti atau pakar perempuan di bidang nuklir. 3 ahli nuklir dan 2 pegiat nuklir.

Mengutip BeritaManado.com, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia Maret 2020 hingga sekarang, HIMNI telah melakukan puluhan webinar terkait nuklir. Menghadirkan 5 sosok perempuan pemerhati nuklir di Indonesia.

Lima srikandi nuklir ini masuk dalam jajaran Pengurus Pusat HIMNI periode 2018-2023. Berikut sosok srikandi nuklir Indonesia yang dirangkum Wakil Ketua Dewan Pendiri HIMNI Markus Wauran :

1. Nazly Himly

Baca Juga:Daftar 21 Kabupaten di Sulsel, Perlu Anda Ketahui

Srikandi Aceh ini lahir di Meulaboh, pada 6 Desember 1938. Jenjang pendidikannya mulai dari Pharmacy, ITB, 1964, Aphoteker, ITB, 1965, Ph.D. di Tokyo University of Agriculture, 1964 in Radiation Microbiology dan Prof. APUm (Ahli Peneliti Utama di LIPI) 1997.

Adapun pengalaman kerjanya beragam, mulai dari Director Center for the Application of Isotopes and Radiation (CAIR), BATAN (1990-1997; Special Expert Staff to Director General of BATAN (1997-1999), Principal Research Scientist for Prof. inSc (APU) of BATAN (1997-Now)

Manager BATAN Research Tissue Bank(1999-2004), Consultant, Tissue Bank and Sterilizartion by Irradiation of Health Care Productsand Tissue Allografts9 (2004-NOW), IAEA (INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY) Field Expert in Tissue Banking and Radiation Sterilization(1996-2004) in Malaysia, Pakistan, Mexico)

Lecturer at joint IAEA and National University of Singapore training course on Tissue Banking (1998-2018), Team of Contributor for Pedoman Operasional Pelayanan Bank Jaringan (2004), Dep.Kes. RI.

Dalam kegiatan organisasi profesi, Nazly Hilmy tercatat aktif sebagai Vice President of Indonesian Association of Tissue Banking (2001-), Secretary General of Asia Pacific Association of Surgical Tissue Banking-APASTB (1998-2004), Member of European Association of Tissue Bank(EATB), Member of American Association of Tissue Bank(AATB), dan President of Indonesian Women in Nuclear (1996-2004).

Baca Juga:Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 12,8 Miliar

Wanita Aceh ini juga menjadi editor buku, jurnal maupun majalah terbitan Singapura, Kuala Lumpur, dan Jakarta. Juga lebih dari 100 tulisan ilmiah yang ditulisnya baik dalam bentuk buku, jurnal, dan laporan.

Atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara lain serta pengembangan ilmu pengetahuan, wanita ulet ini mendapat Tanda Jasa dari Pemerintah RI berupa Satya Lancana Wira Karya(1990) dan Satya Lancana Karya Satya 30 tahun (1995) serta Life Time Achievement Award From NUH Tissue Bank, Singapore 2017 dan APASTB Pioneer Award, Kuala Lumpur, 2018.

Walau sudah Lansia, dengan umur 83 thn, Wanita karir ini yang masih energik, juga masih aktif menulis buku, narasumber dari berbagai kegiatan, aktif dalam kegiatan organisasi seperti HIMNI (Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia), anggota BGA (BATAN Golden Age Association) dan Vice President of Indonesian Association of Surgical Tissue Bank 2012-sekarang.

2. Zubaidah Irawati

Srikandi ini lahir di Pekalongan Jawa Tengah pada 15 Agustus 1960. Menyelesaikan S1 di IPB thn 1977, kemudian melakukan riset untuk program S3 di Wageningen Agricultural University Belanda pada 1989-1992.

Sesudah itu mengikuti Program S3 di IPB, Bogor dan lulus thn 1997 bidang Food Chemistry dengan predikat Cum Laude.

Zubaidah menjadi birokrat BATAN dari thn 1979-2015. Dalam karirnya sebagai birokrat BATAN, Dimulai sebagai tenaga peneliti yang ditekuninya sampai sekarang.

Kemudian menjadi Kepala Seksi Iradiasi makanan sejak tahun 1999 dan setelah pensiun dari BATAN, wanita ulet ini terus menekuni bidang iradiasi makanan sampai saat ini. Pada 2002-2009 terlibat dalam penyusunan regulasi tentang makanan yang di-iradiasi.

Kemudian sejak 2003 hingga sekarang terlibat dalam National Research Team On Sterile and Clean Diet For Hospital Patients And Other Specific Target Group.

Sejak 2003, wanita kreatif ini menjadi konsultan bidang iradiasi makanan pada PT Rel-Ion, Cibitung Bekasi.
Sebagai seorang ahli dibidang Food Chemintry Zubaidah juga menjadi pengajar di beberapa Universitas di Indonesia.

Tahun 1999-2005 ikut dalam kegiatan IAEA(NPC: IAEA-RCA/RAS5/042) dengan Title: Application of irradiation to Ensure Food Safety, Security and Trade, dari thn 2007-sekarang, juga ikut dalam kegiatan IAEA(NPC:IAEA-RCA/RAS5/046 Projects) dengan Title: Novel Application of Food Irradiation Technology for Improving Socio-Economic Development.

Sampai saat ini, Wanita karir ini telah menulis lebih dari 50 publikasi ilmiah, baik terbitan dalam maupun luar negeri. Soal teknologi radiasi makanan, Wanita ini sangat laris dicari berbagai pihak.

3. Geni Rina Sunaryo

Jika Nazly Hilmy dan Zubaidah Irawati ahli di bidang aplikasi nuklir, Geni Rina Sunaryo spesialisasi di bidang energi nuklir. Perempuan ini lahir 9 September 1962.

Wanita kelahiran Jakarta ini, menyelesaikan B.Sc.nya di Akademi Kimia Analisis Bogor, 1984, kemudian mendapat gelar S2 di Tokyo University, Dept. of Nuclear Engineering thn 1990 dan S3 juga di Tokyo University, Dept. of Quantumn Science and Engineering, lulus thn 1994.

Perempuan ini memulai pengabdiannya sebagai PNS di BATAN mulai tahun 1985 sampai sekarang.

Disamping pendidikan formalnya yang ditempuh diatas, juga mengikuti berbagai pendidikan non-formal didalam maupun diluar negeri saat menjadi pegawai BATAN.

Sebagai birokrat BATAN, jabatan struktural wanita karir ini dimulai dari Kepala Sub Bidang Ilmiah dan Dokumentasi, Pusat Keselamatan Reaktor Nuklir.

Kemudian menjadi Kepala Sub Bidang Kendakan Material, Pusat Keselamatan Reaktor Nuklir(dijalani sejak 1999-2005), lalu promosi menjadi Kepala Bidang Teknologi dan Keselamatan Reaktor, Pusat Keselamatan Reaktor Nuklir (2013-2014), kemudian dipromosi lagi menjadi Kepala Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir(2014-2019).

Dalam Jabatan Fungsional dimulai pengangkatan pertama 1-10-1995, kemudian menjadi Peneliti Muda, Peneliti Madya, Peneliti Utama dan terakhir Peneliti Ahli Utama. Setelah Peneliti Ahli Utama, tinggal menunggu jabatan Profesor.

Selama karirnya, wanita tangguh ini telah terlibat didalam kegiatan ilmiah sebanyak 32 kali, terbanyak diluar negeri. Meliputi negara Korea Selatan, Jepang, Tunisia, Austria, Australia, Scotlandia, Maroko, Rusia, Cekoslowakia, Slovenia, AS, dan China.

Ditengah kesibukannya sebagai abdi Negara, juga terlibat dalam pengelolaan jurnal ilmiah yaitu sebagai Redaksi, Editor, Ketua Editor pada jurnal Buletin Epsilon terbitan PTKR BATAN (1998-2001) serta Editorial Board pada Nuclear Desalination International Journal.

Geni sangat berperan dalam persiapan dan pembangunan RDE (Reaktor Daya Eksperimental) jenis HTGR (High Temparature Gas Reactor). Saat ini sudah terbangun di kawasan Puspitek Serpong. Sebagai persiapan untuk pembangunan PLTN di Indonesia. Namun kelanjutan pembangunan reaktor ini terhambat.

4. Netty Herawati

Wanita kelahiran Pontianak, 29 Oktober 1965, sesungguhnya bukan ahli nuklir. Aslinya seorang ahli komunikasi lulusan S2 (1998) dan S3 (2005) dari Universitas Pajajaran, Bandung jurusan Ilmu Komunikasi.

Sejak thn 1990-sekarang adalah Staf Pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Staf Pengajar untuk Program Magister Ilmu Sosial sejak 2006-sekarang untuk Fakultas dan Universitas yang sama, Pengajar pada Program Magister Kebijakan Adminstrasi Publik, Universitas terbuka (2011-sekarang) dan Pengajar pada Program Studi Magister Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Tanjungpura(2014-sekarang).

Disamping profesinya sebagai seorang Pengajar Perguruan Tinggi, Wanita energik ini juga aktif dalam kegiatan-kegiatan nuklir sebagaimana Penulis jelaskan dibawah ini.

Sebagai seorang Pengajar Perguruan Tinggi, Netty telah melakukan berbagai penelitian dengan berbagai judul sesuai bidang keahliannya yaitu komunikasi sejak 2006-2020.

Dari 21 kegiatan penelitian yang ditekuninya sejak 2020, maka ada yang terkait dengan nuklir. Dari berbagai penghargaan yang diterimanya, maka ada satu penghargaan yang terkait nuklir yaitu “Best Paper pada Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir (SENTEN)”, 2020.

5. Dewi Motik

Dewi Motik dikenal luas di Indonesia. Lahir dengan nama lengkap Cri Puspa Dewi Motik. Lahir di Jakarta, pada tanggal 10 Mei 1949.

Jenjang pendidikannya dimulai dari S1 Ekonomi di IKIP Rawamangun, Jakarta, Bachelor of Art di Florida University, AS, S2 Bidang Pengkajian Ketahanan Nasional, Univ. Indonesia, Jakarta, S3 Bidang Pendidikan, Kependudukan dan Lingkungan Hidup, di Universitas Negeri Jakarta.

Aktivitasnya meliputi berbagai bidang, mulai dari bidang usaha besar maupun UMKM, pendidikan, Sosial, perempuan, kecantikan, lingkungan hidup, dan lainnya.

Dewi Motik tertarik dengan nuklir atau atom saat usianya masih muda. Dia mengaku membaca tentang peristiwa Hiroshima dan Nagasaki yang hancur karena bom atom. Mengilhami Dewi untuk mencari tahu tentang atom, yang berlanjut ke nuklir.

Dewi sempat mengunjungi beberapa proyek nuklir di Finalndia, Swedia, dan Swiss.

Dewi intensif dan aktif berdiskusi dengan orang-orang yang paham tentang nuklir. Antara lain dengan Kepala BATAN Almarhum Soedyartomo Soentono. Dari hasil berbagai diskusi tersebut, Dewi Motik kemudian aktif dan menjadi motor dalam kegiatan WIN (Woman International Nuclear) bersama dengan Tri Murni.

Dewi dan rekan selalu hadir dalm berbagai forum internasional mewakili WIN. Dewi juga aktif pada forum kegiatan nuklir didalam negeri.

Dewi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh HIMNI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini