SuaraSulsel.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat ribuan warga Sulsel mengungsi akibat banjir.
Ada enam daerah yang menjadi lokasi banjir terparah. Yakni di Takalar, Maros, Jeneponto, Selayar, Gowa, dan Kota Makassar.
"Banjir disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga beberapa sungai dan anak sungai meluap ke pemukiman warga. Mengakibatkan beberapa wilayah terdampak banjir," ujar Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Sulsel Andi Wahid, Kamis, 11 Maret 2021.
Di Kabupaten Takalar, ada enam kecamatan yang terdampak. Sebanyak 2.500 kepala keluarga menjadi korban. Karena rumahnya terendam.
Baca Juga:Duh, Tiga Desa di Bekasi Masih Dilanda Banjir
Sementara di Jeneponto ada lima kecamatan yang terendam. Ratusan rumah terendam dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
"Namun, warga menolak dievakuasi karena takut meninggalkan harta bendanya," ujar Andi Wahid.
Ribuan relawan gabungan yang dikerahkan saat ini sementara melakukan pendataan ke warga terdampak. Sebagian juga melakukan pemantauan debit air sungai dan bendungan.
Sementara, di Kota Makassar, lokasi banjir terparah ada di Perumnas Antang Blok 8 RW8/RT D , RT E , RT C, dan RT F.
Akibatnya ada 260 kepala keluarga yang terdiri dari 750 jiwa dari 4 RT yang terpaksa mengungsi. Jika hujan terus turun, maka dipastikan lokasi banjir akan terus bertambah.
Baca Juga:Nekat Terjang Banjir, Vespa Tua Ini Jadi Sorotan Warganet
Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman sudah meminta BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan untuk turun langsung ke lokasi. Semua kebutuhan warga harus terpenuhi.
"Kesehatan dan makanan warga yang paling utama. Saya sudah perintahkan Dinsos dan Dinkes untuk turun cek," kata Sudirman.
Dapur umum dan posko kesehatan kata Sudirman, yang paling utama. Kendati di pengungsian, ia juga mengimbau agar warga tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing