SuaraSulsel.id - Pangkalan militer di Kota Bata, Guinea Ekuatorial, meledak Minggu 7 Maret 2021. Menewaskan sekitar 15 orang dan melukai 500 orang terluka.
Presiden Teodoro Obiang Nguema mengatakan, ledakan pangkalan militer merupakan kelalaian penggunaan dinamit.
Melalui pernyataan yang disiarkan di televisi nasional, Obiang meminta dukungan internasional dalam upaya pemulihan dari tragedi itu.
"Saya menyatakan dukungan saya kepada orang-orang yang terkena dampak," katanya.
Baca Juga:DPR Pastikan Tak Ada Pangkalan Militer Asing di RI
Stasiun televisi TVGE memperlihatkan petugas di lapangan menarik korban dari tumpukan puing. Beberapa orang diangkut dalam keadaan terbungkus seprai.
Seorang pejabat kesehatan sebelumnya mengatakan kepada TVGE bahwa korban tewas berjumlah sedikitnya 20 orang.
Truk-truk yang dipenuhi korban selamat, termasuk anak-anak, melaju ke sebuah rumah sakit setempat.
Di dalam rumah sakit, bangsal-bangsal penuh dengan orang-orang yang cedera. Banyak di antaranya yang berlumuran darah.
Beberapa orang terbaring di lantai atau meja, menunggu untuk ditangani.
Baca Juga:Bantah AS, Menlu Retno: Tak Ada Pangkalan Militer China di Indonesia
TVGE mengimbau masyarakat untuk mendonorkan darah. Saluran televisi tersebut juga melaporkan bahwa rumah-rumah sakit di negara Afrika Tengah itu penuh.
- 1
- 2