Kisah Nenek di Makassar Hidup dari Sampah, Harus Nafkahi Anak dan Cucu

Setiap hari harus mencari plastik dan botol bekas di kompleks perumahan

Muhammad Yunus
Kamis, 18 Februari 2021 | 16:00 WIB
Kisah Nenek di Makassar Hidup dari Sampah, Harus Nafkahi Anak dan Cucu
Daeng Ngintang memperlihatkan uang hasil tabungan di Bank Sampah / [SuaraSulsel.id / Lorensia Clara Tambing]
Daeng Ngintang (80 tahun) nasabah Bank Sampah Lisana Kota Makassar / [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Daeng Ngintang (80 tahun) nasabah Bank Sampah Lisana Kota Makassar / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

Juardi berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap Nenek Ngintang. Di usianya yang sudah renta, Nenek Ngintang harusnya sudah istirahat.

Menurutnya, dari Daeng Ngintang kita bisa belajar bahwa sampah juga ternyata memiliki nilai ekonomi.

Direktur Yayasan Peduli Negeri Saharuddin Ridwan mengatakan, nenek Ngintang telah menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Dengan memilah sampah kemudian membawanya ke bank sampah untuk ditabung.

"Subhanallah uang hasil tabungan sampahnya selama setahun digunakan untuk bayar kontrakan rumahnya. Sehatki terus Daeng Ngintang. Sukses Pak Juardi Talli selaku Direktur Bank Sampah Lisana Manggala. Semoga menjadi contoh betapa pentingnya menjaga lingkungan, meningkatkan kepedulian sosial dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat," kata Saharuddin.

Baca Juga:Dinas Perpustakaan Makassar Sentuh Pustaka di SD Negeri Borong

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini