Pengusaha Masih Optimistis Ekonomi Sulsel Tumbuh, Syaratnya Ini

Untuk satu wilayah Sulsel saja lebih besar potensi sumber dayanya. Daripada gabungan Banten dan Jabar.

Muhammad Yunus
Rabu, 27 Januari 2021 | 15:29 WIB
Pengusaha Masih Optimistis Ekonomi Sulsel Tumbuh, Syaratnya Ini
Jalan tol layang Seksi 3 Ujung Pandang di Kota Makassar / [Foto : Humas Pemprov Sulsel]

"Ekonomi Sulampua ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh indonesia. Di antara pertumbuhan ekonomi tersebut Sulsel adalah pendorong mesin utamanya. 35 persen pangsa PDRB Sulampua ada di Sulsel," ungkap Adang sapaan Endang Kurnia Saputra.

Sementara wilayah lainnya, seperti Jawa dan Bali diperkirakan masih melambat. "Bali kemungkinan di tahun ini masih provinsi yang belum tumbuh ekonominya karena pariwisata terpukul," bebernya.

Ia menambahkan, BI Sulsel ke depan akan fokus membantu dua kabupaten yakni Jeneponto dan Pangkep. Adang bilang, Jeneponto punya potensi yang harus didukung. Sementara Pangkep punya potensi perikanan yang besar sekali.

"Jadi di Sulsel itu adalah ekonomi dengan struktur yang lengkap. Pertanian kuat. Terkuat di kawasan Indonesia. Kemudian ada pertambangan, juga di sisi di sumber daya alam perikanan sangat besar sekali," terangnya.

Baca Juga:Inspektorat Periksa Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani Terkait Dana Bansos

Potensi perikanan Sulsel menyumbang sekitar 43 persen dari total produksi perikanan Sulampua dan 17 persen dari total produksi perikanan nasional.

Adang mengatakan, untuk satu wilayah Sulsel saja jauh lebih besar potensi sumber dayanya daripada gabungan Banten dan Jabar. Juga tidak kalah besar dari gabungan Jateng dan Jatim.
"Ekonomi di Sulsel sangat kaya. Ini tinggal dikelola dengan sebaik-baiknya," imbuhnya.

Dengan potensi ini pun lanjut Adang, jika Sulsel mengalami resesi maka itu akan berdampak ke provinsi-provinsi lain. Ketergantungan provinsi lain sangat tinggi.

Produk primer kebutuhan masyarakat Papua misalnya, 78 persen di impor dari Sulsel. Lalu beras, Sulsel yang memproduksi 4 juta ton per tahun dikonsumsi hanya 900 ribu ton - 1 juta ton. Kemudian 1 juta tonnya di impor ke Jawa dan 2 juta tonnya ke Sulampua.

"Berita baiknya BI melihat Sulsel sebagai satu dari dua cash center di Indonesia. Artinya peredaran uang di Makassar menjadi yang terbesar di Indonesia. Jadi kami tumpukkan uang itu di sini (Sulsel)," tutup Adang.

Baca Juga:Pupuk Masih Langka di Sulsel, Pemuda Tani Unjuk Rasa

Bandara Buntuk Kunik Toraja siap diresmikan / Foto : Istimewa
Bandara Buntuk Kunik Toraja siap diresmikan / Foto : Istimewa

Hilirisasi Produksi

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas, Prof Marsuki DEA juga mengaku, Pemda harus memberi peran masing-masing di tahun ini.

Di mana Sulsel masuk dalam delapan wilayah unggulan. Diantaranya Toraja dengan pariwisatanya, Soppeng dengan tebunya, dan Gowa dengan jagungnya.

Kemudian ada Bantaeng dengan talas, Bulukumba dengan perikanan, Bone dan Sinjai yang kuat peternakannya.

"Sehingga akhirnya masing-masing daerah mempunyai peran dan tanggung jawab membangun sektor riil. Membangun sektor ekonomi tidak hanya secara strukturalnya tetapi sekunder dan tersiernya bisa jalan bersama," jelasnya.

Tak sampai di situ saja, diharapkan juga ada hilirisasi daripada proses produksi, proses pemasaran, dan pembangunan jaringan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini