Ketua Epidemiologi Belum Rekomendasikan Pembukaan Sekolah di Makassar

Menyusul peningkatan kasus terinfeksi Covid-19 dalam dua pekan terakhir di Makassar

Muhammad Yunus
Rabu, 23 Desember 2020 | 09:10 WIB
Ketua Epidemiologi Belum Rekomendasikan Pembukaan Sekolah di Makassar
Situasi sekolah tatap muka di SMA Pius Kota Tegal. (Istimewa)

SuaraSulsel.id - Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Makassar belum memberikan lampu hijau untuk membuka sekolah secara tatap muka pada awal 2021 mendatang. Menyusul peningkatan kasus terinfeksi Covid-19 dalam dua pekan terakhir di Makassar.

“Pertimbangan saya pribadi sebagai epidemiolog belum merekomendasikan untuk membuka sekolah atau kampus dengan pertimbangan temuan kasus 1.273 Covid-19 dalam seminggu,” kata Ketua Epidemiologi Covid-19 Makassar, Ansariadi, Selasa (22/12/2020).

Dia mengatakan, dengan melihat perkembangan kasus Covid-19 itu, dikhawatirkan Makassar masih berpotensi kembali masuk ke zona merah.

Adapun laporan yang masuk ke Tim Satgas Covid-19 Makassar pada 20 Desember 2020 menunjukkan pertumbuhan kasus positif Covid-19 berdasarkan kategori umur, 5-9 Tahun (165 kasus), 10-19 Tahun (1.901), 20-29 Tahun (2.024 kasus), 30-39 Tahun (1.444 kasus), 40-49 Tahun (1.224 kasus), 50-59 Tahun (1.118 kasus), di atas 60 Tahun (758 kasus).

Baca Juga:Selama 3 Hari Jumlah Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Sebanyak 24 Orang

Dari data tersebut menunjukkan bahwa angka positif yang paling tinggi berada di kalangan usia 10-19 tahun dan 20-29 tahun yang usia tersebut merupakan usia remaja dan dewasa.

“Yang paling tinggi kasus ditemukan adalah di kalangan remaja, itu kan sangat mengkhawatirkan kalau sekolah dibuka kembali,” katanya.

Berkaitan dengan hal itu, ia berharap dengan upaya mencari yang banyak ini melalui masif testing dan temuan kasus di akhir Desember nanti sampai Januari itu menurun dan menurun, maka peluang untuk buka sekolah tahun depan akan lebih baik.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar Siswanto mengatakan, kalau sampai sekolah dibuka tatap muka dengan kasus Covid-19 tinggi, maka risikonya dan siapa yang bertanggungjawab terhadap kondisi anak-anak.

"Bila sekolah tatap muka dipaksakan, maka saya yakin akan muncul klaster sekolah kalau akan dilaksanakan tatap muka," jelasnya. (Antara)

Baca Juga:Ketahuan Positif Covid-19, Pemprov Jateng Langsung Karantina Pendatang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini