Ini Inovasi Lembaga Korban Napza Cegah HIV dan Narkoba di Tengah Pandemi

Membuat studio podcast untuk para korban napza atau narkotika di tengah pandemi virus Corona

Muhammad Yunus
Jum'at, 18 Desember 2020 | 13:07 WIB
Ini Inovasi Lembaga Korban Napza Cegah HIV dan Narkoba di Tengah Pandemi
Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (L-PKNM) membuat studio podcast untuk para korban napza atau narkotika / [Foto SuaraSulsel.id: Muhammad Aidil]

SuaraSulsel.id - Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (L-PKNM) meluncurkan sebuah terobosan inovatif. Membuat studio podcast untuk para korban napza atau narkotika di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Studio podcast tersebut sebagai alat investasi. Untuk keberlanjutan organisasi dalam penyediaan akses informasi pengurangan dampak buruk bagi populasi pengguna narkotika di wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Terutama, di kalangan anak muda dan pasangan seksnya yang kerap mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu.

"Adanya media penyediaan akses informasi pengurangan dampak buruk dan HIV yang aman selama pandemi Covid-19. Bagi pada penyalahgunaan narkotika sabu di kalangan anak muda dan pasangan seksnya," kata Syahrul Syamsuddin selaku Penanggungjawab Podcast, kepada SuaraSulsel.id, Kamis (17/12/2020).

Baca Juga:Ada Pohon Tumbang di Jalan Sultan Alauddin Makassar

Syahrul menjelaskan alasan LPKNM memilih Podcast sebagai wadah informasi untuk mengurangi dampak buruk dan HIV pada kalangan penggguna narkotika adalah setelah melihat podcast semakin populer di kalangan anak muda. Dan tingkat popularitasnya terus meningkat di berbagai manca negara.

Berdasarkan survei dari Reuters Institute bersama University of Oxford pada tahun 2019. Lebih dari sepertiga orang segala umur di 38 negara telah mendengarkan Poscast.

Bahkan, separuh responden berusia kurang dari 35 tahun kini juga menikmati podcast. Tak hanya itu, hal ini juga diprediksi pada tahun 2024 mendatang akan mencapai sebanyak 2,2 miliar orang pendengar podcast setiap bulannya.

Untuk di Indonesia sendiri, berdasarkan data laporan terbaru We are Social pada tahun 2020. Diketahui ada 175,4 juta orang pengguna internet.

Apabila dibandingkan dari tahun sebelumnya, ada kenaikan 17 persen atau 25 juta pengguna internet di negeri ini.

Baca Juga:Tempat Wisata Makassar Paling Hits dan Terpopuler

Sementara, total populasi Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa. Maka artinya terdapat 64 persen setengah penduduk RI yang telah merasakan akses ke dunia maya.

Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir ini podcast telah menjadi medium atau media yang semakin diminati. Terlebih lagi, karena hampir setiap saat ada poscast baru yang hadir. Seperti di group Line Messenger Komunitas #PodcastIndonesia.

Yang menjadi tempat para podcaster dan pendengar podcast. Untuk berbagi informasi mengenai puluhan update episode-episode baru yang terus menerus bermunculan setiap hari. Mulai dari tema dan genre yang berbeda.

Dengan melihat semakin pesatnya perkembangan podcast di tahun 2019, Oleh karena itu, LPKNM membuat terobosan dengan memanfaatkan podcast.

Sebagai alat investasi untuk keberlanjutan organisasi untuk penyediaan akses informasi pengurangan dampak buruk dan HIV bagi pengguna narkotika.

Terlebih lagi, setelah melihat banyaknya fakta di lapangan yang memperlihatkan meningkatnya perubahan pola perilaku pengguna narkotika di kalangan anak muda.

Dimana, setelah menggunakan narkotika jenis sabu-sabu. Mereka kerap menghabiskan waktu dengan mengakses internet melalui smartphone.

"Hal ini juga didasari dan didukung oleh hasil capaian LPKNM selama 2 tahun menjalankan program harm reduction (program pencegahan penularan HIV pada pengguna narkotika)," jelas Syahrul.

Selain itu, kata dia, poscast juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang menjalankannya atau yang dikenal dengan sebutan podcaster. Untuk menyalurkan hobi mereka yang suka diskusi mengenai topik-topik tertentu selama pandemi corona yang belum berakhir ini.

Sedangkan, di dunia bisnis poscast juga dapat digunakan sebagai salah satu upaya kunci sukses di dunia bisnis. Namun yang paling utama, menjalankan sebuah podcast dengan baik yang dapat meningkatkan kredibilitas sebagai podcaster.

"Kita pasti tahu kalau topik diskusi dalam sebuah podcast perlu riset yang matang karena elemen utamanya adalah analisis kritis," terang Syahrul.

Sebab itu, Syahrul berharap agar podcast yang didirikan pihaknya dapat memberikan pemahaman informasi mengenai pencegahan penularan HIV pada pengguna narkotika di kalangan anak muda.

Dengan cara meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk mengubah serta memelihara perilaku yang sehat.

"Hasil yang diharapkan, meningkatnya pemahaman penyalahguna narkotika sabu kalangan anak muda dan pasangan seksnya terkait informasi pencegahan penularan HIV," kata dia.

"Terbangunnya perubahan perilaku penyalahguna narkotika sabu perihal perilaku seks yang sehat dan aman," tambah Syahrul.

Syahrul yakin bahwa terobosan yang dijalankan pihaknya tersebut dapat memberikan manfaat yang baik. Dengan meningkatkan akses layanan kesehatan.

Sebab, konten yang akan dilakukan khusus tentang informasi mengenai narkotika dan HIV-AIDS. Terutama, informasi mengenai pencegahan penularan HIV terhadap para pengguna narkotika, layanan kesehatan, kebijakan narkotika, dan lain-lain yang akan disiarkan secara berkala.

"Dalam setiap pembuatan dan penyiaran konten akan menyesuaikan dengan kebutuhan, isu prioritas dan dijalankan sepenuhnya oleh komunitas populasi kunci," ungkap Syahrul.

Pelatihan teori ini, kata dia, sebagai langkah awal persiapan bagi tim proyek studio podcast yang akan bertanggungjawab mengembangkan dan menjalankan kedepannya.

Kegiatan tersebut juga sebagai salah satu strategi marketing. Untuk menarik minat sasaran dengan membangun jaringan dengan komunitas youtuber dan memperkenalkan proyek kepada mitra strategis yakni media.

Tahapanya pun telah memasuki proses pelaksanan berjalannya proyek podcast. Dan akan dilaksanakan mulai Minggu depan. Dengan melibatkan delapan narasumber ahli isu mengenai narkotika dan HIV.

Setiap pengunjung yang mendatangi studio podcast harus menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker hingga mencuci tangan.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penularan virus Corona saat berada di Studio Podcast.

"(Narasumber) dari latarbelakang pemerintah, penegak hukum, petugas kesehatan, NGO/LSM, dan perwakilan Komunitas," katanya.

Kontributor: Muhammad Aidil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini