3 Pulau di Makassar Punya Mesin Pengolah Air Asin Jadi Siap Minum

Sulawesi Selatan memiliki 330 pulau yang membutuhkan fasilitas serupa

Muhammad Yunus
Senin, 14 Desember 2020 | 06:52 WIB
3 Pulau di Makassar Punya Mesin Pengolah Air Asin Jadi Siap Minum
Instalasi air siap minum (Arsinum). Mengolah air asin menjadi air siap minum. Beroperasi di tiga pulau di Kota Makassar. / [Foto: Istimewa]

SuaraSulsel.id - Kolaborasi Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemkot Makassar, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menghadirkan mesin instalasi air siap minum (Arsinum). Beroperasi di tiga pulau di Kota Makassar.

Pulau Samalona, Pulau Langkai, dan Pulau Lanjukang.

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjelaskan, arsinum telah hadir sejak tahun lalu di Pulau Barrang Caddi. Tahun ini di tiga pulau dan akan semakin ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya.

Tahun 2021 direncanakan sebanyak 20 unit arsinum. Karena kebutuhan air minum dan air bersih adalah kebutuhan dasar masyarakat, termasuk pendidikan dan kesehatan.

Baca Juga:Berkunjung ke Desa Sade di Lombok yang Populer karena Tradisi Kawin Lari

Sedangkan kebutuhan akan infrastruktur pendukung seperti pariwisata adalah kebutuhan selanjutnya.

"Tahun ini ada di Samalona, Lanjukang, dan Langkai. Harapan kita kebutuhan dasar masyarakat itu bisa kita penuhi. Pendidikan, kesehatan, baru kita benahi infrastruktur untuk mendukung pariwisata," kata Nurdin, Minggu (13/12/2020).

Selain fasilitas arsinum di pulau-pulau. Juga akan dilengkapi dengan dengan berbagai fasilitas seperti rumah ibadah, dan toilet. Fasilitas arsinum ini akan dikelola langsung oleh masyarakat pulau.

Nurdin berharap BPPT juga bisa menyiapkan air bersih untuk masyarakat.

"Kalau sekarang air langsung minum. Tahap berikut air bersih yang kita instalasi ke rumah-rumah. Jika ini kita sentuh, masalah air puluhan tahun sudah selesai," jelasnya.

Baca Juga:PK Anies Soal Reklamasi Pulau G Ditolak, PDIP: Patuhi Putusan Pengadilan

Tidak kalah penting adalah kebutuhan listrik masyarakat pulau.

"Setelah ini selesai kita akan ke Kabupaten Pangkep. Karena Sulsel ini terdiri dari 330 pulau," katanya.

Cara Mesin Mengolah Air Asin

Perekayasa Pertama Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Imam Septiadi, menjelaskan terkait proses penyaringan air siap minum ini.

Prosesnya, penyaringan biasa di awal. Dimana air sumur yang masih asin atau payau. Penyaringan pasir dilakukan untuk menghasilkan air bersih. Air baku ini menuju proses peningkatan menjadi air minum.

Instalasi pengolah air asin menjadi air siap minum di pulau / [ Foto: Istimewa]
Instalasi pengolah air asin menjadi air siap minum di pulau / [ Foto: Istimewa]

Selanjutnya, terjadi proses penyaringan molekul, selain molekul air. Molekul lainnya tidak dapat masuk, termasuk garam, bakteri dan mikroba.

"Jadi yang keluar benar-benar air. Dari penampungan ini juga ada ultra violet juga. Untuk menghindari kontaminasi, sebelum masuk galon kita ada ultra violet lagi, jadi dua kali sterilisasinya," jelasnya.

Sampel air juga telah dikirim Jakarta. Adapun kualitas baku mutunya sama dengan air minum dalam kemasan. Datu unit dalam waktu satu jam dapat menghasilkan sampai 144 galon.

Dalam peresmian ini juga hadir Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Sulsel, M Iqbal Suhaeb dan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Muhammad Jufri.

Mesin Produksi Dalam Negeri

M Iqbal Suhaeb menyebutkan, instalasi ini hadir sesuai dengan program prioritas untuk pembangunan yang inklusif di semua lapisan masyarakat. Harus mendapatkan fasilitas layanan kebutuhan dasar.

"Bukan hanya di perkotaan, termasuk masyarakat pulau, salah satu kebutuhan masyarakat pulau itu adalah air bersih," sebutnya.

Untuk itu melalui Dinas Perkintan, Pemprov Sulsel membangun sarana air bersih. Terutama untuk arsinum. Teknologi digunakan dari Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Kenapa kami gunakan teknologi dari BPPT, selama ini ada program-program arsinum yang sudah ada, tetapi itu adalah bantuan bantuan luar negeri. Begitu ada yang kerusakan susah, sudah perbaikinya karena harus mendatangkan dari luar dia punya alat-alatnya," jelasnya.

Selain itu kerjasama dengan BPPT biayanya juga lebih murah, ketersediaan alat juga lebih mudah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini