"Jadi yang keluar benar-benar air. Dari penampungan ini juga ada ultra violet juga. Untuk menghindari kontaminasi, sebelum masuk galon kita ada ultra violet lagi, jadi dua kali sterilisasinya," jelasnya.
Sampel air juga telah dikirim Jakarta. Adapun kualitas baku mutunya sama dengan air minum dalam kemasan. Datu unit dalam waktu satu jam dapat menghasilkan sampai 144 galon.
Dalam peresmian ini juga hadir Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Sulsel, M Iqbal Suhaeb dan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Muhammad Jufri.
Mesin Produksi Dalam Negeri
Baca Juga:Berkunjung ke Desa Sade di Lombok yang Populer karena Tradisi Kawin Lari
M Iqbal Suhaeb menyebutkan, instalasi ini hadir sesuai dengan program prioritas untuk pembangunan yang inklusif di semua lapisan masyarakat. Harus mendapatkan fasilitas layanan kebutuhan dasar.
"Bukan hanya di perkotaan, termasuk masyarakat pulau, salah satu kebutuhan masyarakat pulau itu adalah air bersih," sebutnya.
Untuk itu melalui Dinas Perkintan, Pemprov Sulsel membangun sarana air bersih. Terutama untuk arsinum. Teknologi digunakan dari Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Kenapa kami gunakan teknologi dari BPPT, selama ini ada program-program arsinum yang sudah ada, tetapi itu adalah bantuan bantuan luar negeri. Begitu ada yang kerusakan susah, sudah perbaikinya karena harus mendatangkan dari luar dia punya alat-alatnya," jelasnya.
Selain itu kerjasama dengan BPPT biayanya juga lebih murah, ketersediaan alat juga lebih mudah.
Baca Juga:PK Anies Soal Reklamasi Pulau G Ditolak, PDIP: Patuhi Putusan Pengadilan