SuaraSulsel.id - Psikolog Klinis Dewasa Universitas Bosowa, Andi Budhy Rakhmat menanggapi empat kasus pelecehan yang terjadi di Kampus UIN Alauddin, Samata, Kabupaten Gowa.
Ia mengatakan kasus pelecehan pemasangan kamera GoPro di toilet dan begal payudara tersebut sebenarnya bukan hal baru yang terjadi di Indonesia.
Hanya saja, kasus ini menjadi sorotan publik dikarenakan lokasi terjadinya pelecehan berada di institusi pendidikan.
Apalagi, kasus pelecehan tersebut terjadi di UIN Alauddin yang diketahui menerapkan nilai-nilai agama yang jauh lebih baik dibandingkan kampus-kampus lain.
Baca Juga:FDK UIN Alauddin Sambut Mahasiswa Baru Secara Virtual
Sebab itu, masyarakat akan berpikir bahwa orang-orang terpelajar dan terdidik yang semestinya menunjukan hal yang baik, justru melakukan perilaku-perilaku yang tidak pantas.
Terlebih lagi, pelaku yang terlibat melakukan pelecehan dari empat kasus di UIN Alauddin Makassar tersebut merupakan mahasiswa dan dosen.
Menurut Andi Budhy, dalam kasus pelecehan sebenarnya tidak memandang bulu. Semua orang pun dapat melakukan kejahatan itu.
Akan tetapi, orang yang terdidik memiliki kemampuan untuk mengontrol diri jauh lebih baik dibandingkan dengan masyarakat biasa. Dalam dunia psikolog dikenal dengan sebutan seks kontrol.
"Istilahnya kita itu, seks kontrol namanya. Jadi kemampuan kita untuk mengendalikan diri dan dapat mempertimbangkan potensi-potensi buruk yang terjadi ketika kita melakukan perilaku tersebut," kata Budhy kepada SuaraSulsel.id, Kamis (01/10/2020).
Baca Juga:Viral ATM Pecahan Uang Rp 20 Ribu, Pahlawannya Anak Kos saat Akhir Bulan
Budhy mengemukakan, pada dasarnya insting atau dorongan seksual yang terjadi pada laki-laki sebenarnya sangat besar. Namun, yang dapat membatasi semua itu adalah nilai keagamaan, moral, dan norma sosial.