Penghasilan jadi tukang parkir ternyata tidak menentu. Banyak dan kecilnya uang yang didapatkan, semuanya tergantung dari jumlah motor yang diparkirkan.
Saat sepi Irwan biasanya membawa uang pulang Rp100 ribu. Sementara jika lagi ramai bisa mendapat Rp 150 ribu perhari.
Namun, yang paling sedikit adalah ketika cuaca di lokasi tempat Irwan kerja sedang hujan. Para pengunjung biasanya tidak ingin memarkir kendaraan mereka di tempat Irwan kerja lantaran takut kebasahan dan kotor.
Irwan tetap bekerja dengan sabar dan ikhlas. Ia juga tetap menjaga kepercayaan orang-orang yang parkir di tempatya berkerja.
Baca Juga:Mahasiswa Beragama Hindu yang Berjilbab Ini, Lulus Dari Kedokteran UMI
"Maunya di dalam karena basah motornya. Jadi terkadang biasa istri mengeluh, tapi mau apa karena memang cuma itu rejeki. Jadi sabar saja," ujar Irwan.
Menangani banyaknya kendaraan motor untuk diparkirkan seorang diri, Irwan merasa tidak sanggup. Ia pun mengajak rekan-rekanya untuk bergabung menjadi tukang parkir.
Saat ini ada sembilan orang yang bekerja bersama Irwan. Agar penghasilan tetap merata, perkerjaan tukang parkir di depan M'tos dibagi menjadi dua regu.
Mereka masuk secara bergiliran. Hasil dari parkir pun dibagi merata agar tidak terjadi kecemburuan.
"Saya orang pertama yang jadi tukang parkir di depan M'tos. Yang saya ajak untuk kerja jadi tukang parkir di depan M'tos sudah sembilan orang. Sepuluh orang semua tukang parkir kalau dihitung sama saya," jelas Irwan.
Baca Juga:Waspada! Angka Penularan Covid-19 di Kota Makassar Masih Sangat Tinggi
Agar tidak kena tipu, Irwan dan rekan-rekannya memberikan kode pada setiap motor yang diparkir. Mereka tidak ingin penghasilan mereka berkurang karena harus bayar denda.