- Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, mempertimbangkan langkah hukum karena dokumen afiliasi politik diunggah BEM FKM Unhas pekan lalu
- Unhas menegaskan dokumen yang beredar mengenai komitmen PDIP adalah palsu dan merusak independensi institusi
- Pihak universitas menekankan rektor konsisten netral serta telah mengambil langkah menjaga demokrasi kampus melalui berbagai maklumat
Tak hanya itu, Unhas juga berperan aktif dalam menjaga iklim demokrasi yang sehat.
Pada 5 Februari 2024, Unhas menjadi tuan rumah Forum Rektor Indonesia.
Dalam forum tersebut, Prof. Jamaluddin Jompa turut berperan sebagai konseptor lahirnya Seruan Pemilu Damai yang mengajak seluruh komponen bangsa menyukseskan Pemilu 2024 secara aman, damai, dan berkeadaban.
Pasca terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65/PUU-XXI/2023, Rektor Unhas juga menerbitkan Peraturan Rektor Nomor 36/UN.4.1/2023 serta membentuk Satuan Tugas Kampanye Pemilu.
Langkah ini diambil sebagai wujud komitmen Unhas dalam memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden untuk berkampanye di lingkungan kampus secara adil, tertib, dan terkontrol.
Terkait kedekatan Prof. Jamaluddin Jompa dengan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), pihak Unhas menegaskan bahwa hubungan tersebut bersifat akademik dan emosional, bukan politis.
JK beberapa kali hadir di Unhas sebagai pembicara ilmiah dan tokoh nasional dalam berbagai forum akademik. Termasuk seminar internasional dan orasi ilmiah pada wisuda.
Bahkan, pada September 2024, Prof. Jamaluddin Jompa tercatat mendampingi Jusuf Kalla dalam lawatan ke Kuala Lumpur untuk memperkuat hubungan serumpun Indonesia-Malaysia.
Kegiatan tersebut disebut sebagai bagian dari jejaring akademik dan diplomasi kebudayaan, bukan aktivitas politik praktis.
Baca Juga: Begini Cara FEB Unhas Dorong Pelaku UMKM Maros Lebih Adaptif dan Tahan Banting
"Berdasarkan seluruh fakta tersebut, kami menegaskan bahwa Pakta Integritas yang disebarkan ke publik adalah palsu dan mencederai nama baik Rektor Unhas," tegas Ishaq.
Pihak Unhas mengajak seluruh elemen kampus untuk menghormati tahapan Pemilihan Rektor Unhas yang telah berjalan sesuai aturan, serta menjunjung tinggi nilai demokrasi yang berkeadilan dan berkeadaban.
Berdasarkan hasil penjaringan suara Senat Akademik, Prof. Jamaluddin Jompa memperoleh 74 suara atau sekitar 80 persen dukungan.
Kampus juga mengimbau agar proses selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada Majelis Wali Amanat (MWA) dan meminta semua pihak menghindari provokasi serta kampanye negatif yang dapat mengganggu ketenteraman kehidupan akademik.
"Siapa pun yang nantinya ditetapkan MWA sebagai Rektor Unhas adalah yang terbaik. Kita wajib mendukung dan memberi kesempatan agar prestasi demi prestasi yang telah dicapai Prof Jamaluddin selama periode pertama dapat dilanjutkan," tegas Ishaq.
Pihak BEM FKM Unhas yang dikonfirmasi terkait unggahan tersebut belum memberikan tanggapan resmi. Darimana sumber surat mereka peroleh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada
-
Ditolak Banyak RS, Muh Ikram Langsung Ditangani RSUD Daya: Kisah Anak Yatim Viral di Makassar