Muhammad Yunus
Kamis, 27 November 2025 | 16:16 WIB
Ilustrasi: Angin Puting Beliung di Rancaekek [Istimewa]
Baca 10 detik
  • BPBD Sultra mencatat 244 bencana dari Januari hingga Oktober 2025, didominasi banjir dan puting beliung (masing-masing 67 kasus).
  • Bencana banjir tertinggi terjadi di Kota Kendari (12 kasus), sementara puting beliung paling sering melanda Muna Barat (17 kasus).
  • BPBD Provinsi kendala intervensi logistik untuk bencana lain karena stok dalam kondisi kosong.

SuaraSulsel.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat banjir dan angin puting beliung mendominasi dari total 244 bencana yang terjadi di wilayah Bumi Anoa pada periode Januari hingga Oktober 2025.

Kepala BPBD Sultra La Ode Saifuddin saat ditemui di Kendari, mengatakan data bencana tersebut berdasarkan laporan dari 17 kabupaten/kota telah dimasukkan ke Aplikasi E-Pelaporan BPBD Sultra sebagai dasar pemantauan dan pelaporan kejadian di daerah.

"Menurut data banjir dan puting beliung masing-masing tercatat sebanyak 67 kasus, sehingga total mencapai 134 kasus atau lebih dari 54 persen dari keseluruhan bencana yang terjadi," kata Saifuddin, Kamis (27/11).

Dia menyebut bencana banjir tersebut terjadi di 11 daerah dengan kasus tertinggi terdapat di Kota Kendari (12 kasus), Muna Barat (sembilan kasus), dan Konawe Selatan (delapan kasus).

"Sementara untuk puting beliung tersebar di 10 daerah, Muna Barat menjadi wilayah paling sering dilanda ada total 17 kasus, lalu Kendari dan Kolaka Timur masing-masing 12 dan delapan kasus," ujarnya.

Saifuddin juga mengungkapkan terdapat jenis bencana lain yang tercatat signifikan, yakni gempa bumi sebanyak 33 kali yang terbanyak terdapat di daerah Muna Barat, tanah longsor 28 kasus, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terdapat 36 kasus.

Dia menyampaikan ada kendala besar dalam intervensi penanganan bencana yang lebih luas di tingkat provinsi.

"Untuk bencana lain (selain banjir), kami belum dapat memberikan intervensi secara maksimal karena buffer stock logistik BPBD Provinsi dalam kondisi kosong," kata Saifuddin.

Ia menambahkan bahwa penuh dari provinsi baru dapat dilakukan jika BPBD kabupaten/kota yang terdampak sudah tidak mampu menangani sendiri dan BPBD Sultra telah menerima proposal permintaan bantuan resmi dari daerah.

Baca Juga: Gubernur Sulsel: Fokus Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Saat Musim Hujan

Load More