- Sanksi tersebut mulai berlaku sejak 8 Oktober 2025
- Disinyalir berkaitan dengan persoalan penunggakan gaji
- PSM dilarang melakukan aktivitas transfer pemain selama tiga periode mendatang
Meski tidak menyebut secara gamblang alasan kepergiannya, sejumlah laporan media menyebut Tavares sempat kecewa dengan situasi internal klub. Termasuk keterlambatan pembayaran gaji staf pelatih dan pemain.
Dalam unggahan panjangnya, Tavares menuliskan rasa terima kasih sekaligus kesedihannya meninggalkan klub yang disebutnya tertua di Indonesia dengan sejarah hampir 110 tahun.
Ia mengaku, musim lalu dirinya sempat diyakinkan oleh manajemen mengenai stabilitas finansial klub untuk musim 2025/2026. Bahkan ia menolak beberapa tawaran dari klub lain demi bertahan di Makassar.
Namun, kondisi sulit tetap dihadapi. Mulai dari larangan FIFA merekrut pemain baru, reputasi buruk soal pembayaran, hingga minimnya fasilitas.
"Meski penuh keterbatasan, kami tetap berhasil membangun tim kompetitif yang kini bernilai tinggi di Transfermarkt," ungkap Tavares.
Pelatih berusia 44 tahun itu juga menegaskan bahwa keputusannya mundur diambil pada masa jeda internasional agar klub punya waktu mencari pelatih baru sebelum laga lanjutan Liga 1 pada 19 Oktober mendatang.
Meski hubungannya dengan manajemen berakhir pahit, Tavares menegaskan bahwa dirinya tetap bangga dengan pencapaian yang diraih bersama PSM.
Di bawah asuhannya, PSM berhasil menorehkan sejarah sebagai juara Liga Indonesia 2022/23 setelah penantian 23 tahun.
Selain itu, Juku Eja juga tampil hingga final Piala AFC Zona ASEAN 2022/23, mencatat 10 poin di fase grup Piala AFC 2023/24, hingga melaju ke semifinal ASEAN Club Championship 2024/25.
Baca Juga: PSM Makassar Tanpa Tavares: Siapa Ahmad Amiruddin, Pelatih Interim Juku Eja?
"Selama tiga tahun terakhir, PSM adalah klub Indonesia dengan penampilan internasional terbaik, meski selalu bermain di luar Sulawesi," ucapnya.
Ia menambahkan, PSM juga berhasil melahirkan skuad muda yang berkontribusi besar bagi tim nasional, baik di level junior maupun senior.
"Saya pergi dengan rasa sakit, tetapi juga dengan kebanggaan. PSM Makassar akan selalu ada di hati saya," kata Tavares.
Sejak kepergian Tavares, kursi pelatih kepala PSM masih belum pasti. Klub dikabarkan tengah menjajaki beberapa opsi pelatih baru sambil menunggu kepastian nasib sanksi dari FIFA.
Kembalinya PSM dalam daftar larangan transfer FIFA seolah menegaskan krisis manajemen yang belum tuntas. Dalam dua tahun terakhir, tim kebanggaan warga Makassar ini menghadapi berbagai persoalan, mulai dari penundaan gaji hingga ketidakpastian finansial yang berimbas pada performa di lapangan.
Sejauh ini, Yuran Fernandes dan kawan-kawan hanya mencatatkan 7 poin dan berada di urutan 14 klasemen sementara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Perang Lawan Mafia Tanah Dimulai! Makassar Bentuk Tim Khusus Selamatkan Aset Daerah
-
PSM Makassar Kembali Kena Sanksi FIFA: Dilarang Transfer Pemain Tiga Periode
-
Oknum Polisi Diduga Picu Tawuran! Warga Bakar Motor, Trans Sulawesi Lumpuh
-
Andi Sudirman Buka Gerakan Pangan Murah Serentak di Sulsel
-
Hedonisme di Tubuh Polri? Perwira Pamer Rubicon Jadi Sorotan Kompolnas