- Ulat ditemukan di salah satu porsi makanan siswa
- Sekolah langsung melaporkan kejadian itu ke tim dapur penyedia makanan
- Sekolah juga pernah menerima makanan berbau dan basi
Program MBG ini, menurutnya, membawa dampak positif. Anak-anak yang sebelumnya terbiasa membawa uang jajan dari rumah, kini tidak lagi karena sudah mendapat makanan dari sekolah.
Soal variasi menu juga Sri mengaku cukup puas dengan penyajian yang disiapkan tim dapur. Menu selalu diperbarui dan diinformasikan lewat grup WhatsApp yang berisi sekolah penerima program.
Hidangan yang diterima siswa cukup bervariasi, mulai dari lauk ayam crispy, ikan filet, hingga roti dan burger. Sering pula disertai susu atau buah sebagai pelengkap.
"Selalu update di grup WA, jadi kami tahu menunya," katanya.
Sri menegaskan, meskipun ada insiden kecil seperti ulat di sayuran, program MBG tetap sangat bermanfaat bagi siswanya. Ia berharap kualitas makanan terus dijaga agar anak-anak dapat menikmati tanpa rasa khawatir.
Sri menilai pengawasan dari sekolah dan koordinasi dengan penyedia makanan perlu diperkuat. Dengan begitu, program ini benar-benar memberi manfaat optimal.
"Kejadian kemarin jadi pelajaran bersama. Yang utama adalah kualitas dan kebersihan tetap dijaga," tuturnya.
Siagakan UKS
Pemerintah Kota Makassar juga akan kembali mengaktifkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk memantau pendistribusian MBG.
Baca Juga: Detik-Detik Bocah 3 Tahun Terjatuh ke Laut di Pantai Losari
Langkah itu dianggap paling tepat untuk meminimalisir terjadinya keracunan makanan seperti yang terjadi di sejumlah sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soleman menerangkan UKS bisa menjadi filter untuk melihat keamanan dari makanan yang dibagikan lewat program MBG.
Selain itu, ada yang ditunjuk sebagai koordinator untuk memastikan keamanan makanan yang akan dikonsumsi para siswa.
Dia mengatakan Dinas Pendidikan sudah membuat surat edaran ke setiap sekolah.
"Tim koordinator nanti di sekolah bisa melakukan deteksi dini terkait apabila ditemukan ada bau, ada berlendir, atau warna makanan yang berubah, itu harus segera dilaporkan. Langkah ini diambil untuk menghindari terjadinya keracunan," ungkap Achi.
Di Makassar, terdapat 45 lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang aktif. Dapur MBG tersebut melayani 138.636 siswa, terdiri atas 136.645 peserta didik dan 1.991 non-peserta didik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
4.047 PPPK Resmi Dilantik, Gubernur Sulsel: Ini Amanah Besar untuk Pelayanan Publik
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
135 Siswa SD di Kota Makassar Terima Seragam Gratis
-
Detik-detik Anggota TNI AU Tikam Pria Depan Istrinya, Korban Tewas!
-
Status Dipulihkan! Guru Rasnal dan Abdul Muis Kembali Aktif Jadi ASN