Muhammad Yunus
Rabu, 01 Oktober 2025 | 16:23 WIB
Enam Calon Rektor Universitas Hasanuddin melakukan pengambilan nomor urut, Rabu 1 Oktober 2025 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]
Baca 10 detik
  • Senat Akademik menetapkan enam nama bakal calon rektor yang akan bersaing memperebutkan 94 suara senator
  • Proses penjaringan aspirasi dan sosialisasi akan berlangsung pada 6-13 Oktober 2025
  • Puncak pemilihan dijadwalkan pada 3 November 2025 untuk menentukan tiga nama dengan suara terbanyak

Sebelum pemilihan, keenam bakal calon juga akan memaparkan visi misi dan program kerja di hadapan senator.

Forum ini menjadi salah satu kesempatan penting untuk menunjukkan kapasitas kepemimpinan sekaligus arah pengembangan universitas ke depan.

"Di situ senator bisa menilai langsung program dan kompetensi masing-masing calon. Jadi penjaringan aspirasi sekaligus sosialisasi," kata Bahruddin.

Ketua Pokja Penyaringan Calon Rektor Unhas 2026-2030, Profesor Hamka Naping menambahkan seluruh proses berjalan sesuai prosedur dengan empat standar operasional (SOP).

Mulai dari penyaringan aspirasi dan sosialisasi, penetapan panelis, penyampaian kertas kerja, hingga pemilihan rektor.

Pokja kini sedang menyiapkan panelis yang akan membedah kertas kerja calon rektor. Ada tiga panelis yang disiapkan.

"Dua dari pusat, yakni seorang akademisi dari bidang sains dan teknologi serta seorang birokrat dengan pengalaman pendidikan tinggi, plus satu panelis dari internal Unhas," jelas Hamka.

Menurutnya, keterlibatan panelis eksternal penting agar proses pemilihan tetap obyektif dan profesional.

"Sampai sekarang belum ditentukan siapa panelisnya, tapi kami pastikan mereka orang yang paham betul dunia universitas dan relasinya dengan dunia kerja," tambahnya.

Baca Juga: Terobosan Unhas! Ayam Alope: Lebih Cepat Tumbuh, Lebih Hemat Pakan, Lebih Untung

Hamka menegaskan, meski interaksi informal antar calon dan senator diperbolehkan, pihaknya menjamin seluruh tahapan tetap berjalan sesuai aturan.

"Kami pastikan proses penyaringan ini taat asas. Tujuan utamanya memilih rektor yang punya kapasitas memajukan Unhas. Jadi pilrek ini harus kredibel dan obyektif," katanya.

Proses pemilihan rektor Unhas memang selalu menjadi perhatian, mengingat posisi strategis kampus ini sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbesar di kawasan timur Indonesia.

Dinamika lobi dan pendekatan antar kandidat dengan senator diprediksi akan semakin intens menjelang pemungutan suara.

Namun bagi senat, sepanjang tidak ada pelanggaran etik maupun praktik politik uang, komunikasi antara bakal calon dan senator dianggap bagian wajar dari demokrasi kampus.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More