SuaraSulsel.id - Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di Sulawesi Selatan terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.
IDI merupakan salah satu instrumen yang dipakai pemerintah untuk mengukur kualitas demokrasi di tingkat daerah.
Komnas HAM mencatat nilai IDI Sulsel pada 2021 masih berada di angka 88,18 poin.
Namun pada 2022 turun menjadi 83,39 poin, dan kembali merosot ke 81,7 poin pada 2023.
Penurunan ini dipicu melemahnya sejumlah indikator penting, seperti kebebasan berkumpul, berekspresi, berkeyakinan, dan kebebasan pers.
Asisten Deputi Koordinasi Ormas Kemenko Polhukam, Brigjen TNI Arudji Anwar menilai tren penurunan tersebut perlu segera direspons melalui penguatan kebebasan sipil.
Salah satunya dengan menggelar Sarasehan Penguatan Kebebasan Masyarakat Sipil di Hotel The Rinra, Makassar, Rabu (27/8).
"Kegiatan ini merupakan upaya memperkuat kebebasan masyarakat untuk berserikat, berkumpul, dan bersuara. Demokrasi harus berjalan seiring dengan stabilitas nasional," ujar Arudji.
Menurut dia, roadshow ke berbagai kota termasuk Makassar dilakukan untuk membuka ruang diskusi mengenai peran organisasi masyarakat (ormas), mahasiswa, hingga pemerintah dalam menjaga ruang demokrasi.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Usulkan 1.578 PPPK Paruh Waktu, Mayoritas Guru
"Kami ingin semua pihak memahami bahwa kebebasan berserikat dan berekspresi tetap harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab," ucapnya.
Selain mendorong perbaikan IDI, Kemenko Polhukam juga memberi perhatian khusus pada ormas yang terindikasi terlibat tindak kekerasan maupun praktik premanisme.
Arudji mengungkapkan, sejak November 2024 pihaknya telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ormas sesuai Kemenko Nomor 61 Tahun 2025.
Satgas itu melibatkan unsur Polri dan TNI itu bertugas melakukan pembinaan sekaligus pengawasan terhadap ormas bermasalah.
Arudji menambahkan, pembinaan diarahkan agar ormas lebih berkontribusi dalam membantu masyarakat.
Misalnya melalui program UMKM, koperasi, maupun kegiatan sosial yang selaras dengan program pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
-
Danantara Gaet Perusahaan China Garap Proyek Smelter Nikel Milik INCO Senilai Rp23 Triliun
-
Batal Lawan Kuwait! Timnas Indonesia Akhirnya Temukan Lawan Baru
-
Rupiah Terjun Bebas ke Rp16.368, Paling Merana di Asia Hari Ini
Terkini
-
Bukan Naikkan Pajak! Kepala Daerah Diminta Kreatif Dongkrak PAD
-
Indeks Demokrasi Indonesia di Sulawesi Selatan Menurun, Ini Penyebabnya!
-
Eks Sekda Jadi Tersangka Korupsi Dana Masjid Lebih Rp1 Miliar
-
Taufan Pawe Siap Bertarung Lawan Appi di Musda Golkar Sulsel
-
Makassar Harus Perkuat Tata Kelola Sampah: Mulai dari Rumah Hingga TPA